Churcholatry di zaman sekarang membuat gereja-gereja menerapkan strategi marketing duniawi. Semangat berkompetisi yang semakin tajam dengan alasan pelebaran Kerajaan Allah. Secara tidak langsung berkata, ”Gerejaku ini; ibadahnya, musiknya, khotbahnya lebih baik. Doktrinnya lebih benar dibandingkan gerejamu. Oleh sebab itu keluar dari gerejamu yang kuno/tidak ada Roh Kudus/menganut doktrin sesat itu dan beribadahlah ke gerejaku”
Sehingga tindakan yang penuh kesombongan rohani ini menimbulkan keributan dan perpecahan gereja. Umat/Jemaat yang tidak mengerti menjadi saling pindah gereja. Sehingga seolah-olah terjadi pertumbuhan gereja. Tapi itu semu. Bukan jiwa baru. Tapi domba lama pindah ke kandang yang berbeda. Akibatnya, gereja-gereja bukan melakukan kerjasama sebagai sesama pengikut Kristus, malah saling menyerang satu sama lain. Membuat dinding denominasional menjadi semakin melebar, meluas, meninggi dan mendalam. Inilah yang menjadi salah satu sumber alasan begitu banyaknya aliran dan denominasi gereja saat ini.
Jika Yesus datang kembali, mungkin Ia terkaget-kaget karena begitu banyak aliran gereja yang memakai namaNya. Yang dulunya cuma satu (katolik / am), dan diamanatkan kepada Petrus (Mat. 16:18); menjadi ribuan jenis (gereja induk, cabang, ranting, perpecahan dan sempalannya). :(