- Apakah yang paling penting dalam hidup saya?
- Jika saya meninggal hari ini, apakah saya dapat mempertanggungjawabkan setiap perbuatan saya di hadapan Allah pencipta jagat raya?
- Apakah yang selama ini saya lakukan membantu atau mengarahkan saya kepada pertangungjawaban ini?
Sunday
Source: http://www.123rf.com/photo_11264174_tree-with-root-and-grass.html
PRINSIP DAN DASAR
Terbaring nyeri selama 3 bulan di ranjang membuat saya berpikir kembali dan
mengajukan pertanyaan kritis kepada diri sendiri.
“Manusia diciptakan Allah Bapa untuk memuji,
menghormati, dan melayani Tuhan, dan dengan demikian, sebagai orang pilihan ia memperoleh kepastian keselamatan
jiwanya (Flp. 2:12).
Dan segala sesuatu yang lain di dunia diciptakan untuk
manusia dan bahwa mereka dapat membantunya untuk mencapai tujuan akhir yang
untuknya manusia diciptakan.
Dari sini, artinya, manusia harus mempergunakan hal-hal
duniawi tersebut asalkan hal-hal tersebut dapat membantunya mencapai tujuan
akhir-nya, dan ia harus membuang hal-hal tersebut sejauh itu
menghalanginya untuk mencapai tujuan akhir.
Untuk ini, adalah penting untuk membuat diri kita tidak
terikat kepada semua hal yang diciptakan, di dalam segala sesuatu yang
diperbolehkan menjadi pilihan bebas kita dan yang tidak dilarang (1Kor. 6:12);
sehingga di pihak kita, kita tidak menginginkan kesehatan lebih daripada penyakit,
kekayaan lebih daripada kemiskinan, penghormatan lebih daripada penghinaan, umur panjang lebih daripada umur pendek, sehingga di dalam segala sesuatu, hanya menginginkan
dan memilih
apa yang paling kondusif bagi kita untuk mencapai tujuan akhir yang
untuknya kita diciptakan yaitu kehendak Allah dalam hidup kita.”
Itulah pola berpikir kekekalan. Jika perenungan Alkitabiah yang
dianjurkan Ignatius Loyola di atas masuk ke dalam pikiran dan hati kita, maka
akan menuntun kita kepada tindakan-tindakan yang sangat bertujuan. Setiap
perkataan dan perbuatan kita efektif dan efisien. Tidak ada waktu yang terbuang
sia-sia. Semua mengarah kepada tujuan akhir kita diciptakan. Kita akan melihat
gambaran besar seperti Allah sendiri melihat. Kita akan menikmati hidup kita,
apapun kondisinya (bdk. Ams. 30:8). Sukacita dan damai sejahtera yang melampaui
segala akal akan memenuhi hati dan pikiran kita di dalam Kristus Yesus (bdk. Rm.
14:17; 15:13; Flp. 4:7).
LV, 17122012
Wednesday
EVALUASI 12-12-2012
EVALUASI 12-12-2012
Source: http://www.flickr.com/photos/daniandgeorge/8046571869/sizes/z/in/photostream/
Dalam beberapa buku yang saya tulis, kebanyakan memberi contoh tokoh biografi pahlawan iman yang sudah meninggal. Yang hidupnya relatif bersih; dari lahir sampai meninggal. Jika ia jatuh ke dalam dosa, ia sudah bertobat dan meninggal sebagai Putera Allah yang diselamatkan.
Seorang teman penginjil dan apologets yang cute (cantik, terdidik dan smart); pernah berkomentar,
”Kok kejam ya kriterianya?”.
Well… dulu saya juga tidak pernah mau menulis hal yang demikian.
Termotivasi oleh motivator dunia: James Allen, Napoleon Hill, Norman Vincent Peale, David Schwartz, dan Jim Rohn; saya lebih suka berkarir atau berbisnis dan berencana mengumpulkan uang sebanyak mungkin. Menikah. Tinggal di rumah yang bagus di daerah elite. Membeli barang bukan cuma yang dibutuhkan; tapi yang saya suka dan inginkan. Berlibur ke tempat-tempat eksotis di seluruh dunia. Menikmati hidup senang, nikmat dan nyaman sampai meninggal. Menikmati respek dan pandangan kekaguman dari orang-orang yang sudah saya bantu secara finansial. Setelah dekat, (umur 65 tahun keatas), baru bertobat. :).
Yang masih anak-anak rohani atau pikirannya masih duniawi mungkin berkata:
Yes !!
atau
Amiiiinnn !”
Sebagian yang sudah dewasa rohani mungkin diam, alisnya berkerut dan berpikir, “Kok licik ya?”.
Tapi Allah Bapa memandang dari sudut kekekalan. Ia melihat hidup kita di muka bumi seperti sebatang penggaris. Ujung kiri angka nol dan ujung kanan angka 70 atau 80 tahun. Setelah angka ke-80 ada garis kehidupan di level berikutnya yang tidak terlihat saat ini; tapi hanya bisa dilihat dengan kacamata spiritual. Dan hal yang mengagumkan, garis itu tidak berujung dan tidak berzaman. Itulah hidup dalam kekekalan. Hidup yang benar-benar hidup. Dimana kita tidak dibatasi lagi oleh fisik kita yang rapuh ini. Tapi hidup dalam alam yang luasnya melampaui bumi, galaksi Bima Sakti (Milky Way) atau Andromeda serta seluruh kumpulan inter galaxi dan antar-galaksi yang ada di jagat raya yang diciptakan oleh Allah Bapa pencipta kita. Dimana Allah Bapa menghendaki kita ikut memerintah dalam kemuliaan bersama RAJA di atas segala Raja dan TUHAN diatas segala Tuhan.
[Prof. Stephen Hawking, Prof. Carl Sagan atau Prof. Richard Dawkins serta para pengikut ateis-nya pasti tidak setuju akan hal ini :). Silahkan periksa wikipedia.com jika ingin tahu siapa mereka].
PELAJARAN PERTAMA
Karena Allah begitu mengasihi saya; ia memanggil saya. Tahun 1999,
ketika sedang pergi melayani bersama isteri di GBI Basilea Kelapa Gading, isi
rumah saya di Bekasi dikuras habis oleh gerombolan perampok yang membawa mobil
box. Mereka memotong gembok pintu pagar yang cukup besar dengan alat khusus.
Potongannya rapih. Menjebol pintu masuk utama. Kemudian mengangkut semua barang
yang ada dirumah. Semua barang yang bisa dibawa, dibawa. Termasuk koleksi
perhiasan emas dan berlian isteri serta koleksi batu permata dan jam tangan
vintage kesayangan (semuanya mesin chronometer
/ automatic). Tapi pintarnya, perhiasan yang imitasi ditinggal. Sangat
profesional. Celakanya, tetangga sebelah menganggap para perampok itu sebagai
orang yang memang saya tugaskan untuk pindah rumah [Kiranya para perampok itu diberi kesempatan bertemu Tuhan Yesus dan sungguh-sungguh
bertobat]. Melihat rumah kami yang hampir kosong, Pdt. Rully Hosea yang
menjenguk kami sampai terbengong-bengong. Ia mendoakan dan kemudian memberikan
ayat Roma 8:28. Kita tahu sekarang, bahwa
Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi
mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan
rencana Allah. Itu seperti tarikan tangan yang kuat yang mencegah saya
masuk ke dalam jurang api kekal yang dalam. Tujuan Allah Bapa melalui
pendidikan ini: Lepas dari keinginan mata.
PELAJARAN KEDUA
Walaupun langkah saya terhenti, tapi saya tidak mau berbalik menuju
jalan yang Tuhan kehendaki. Secara spiritual hanya berdiri terpaku; sambil
terus melanjutkan kehidupan secara fisik. Kemudian tahun 2002 penyakit auto-immune: Ankylosing Spondylitis (AS) menyerang. Dengan kekuatan penuh. Sampai
merubah postur tubuh saya. Dokter mengatakan penyakit ini tidak diketahui
penyebabnya dan bersifat genetik. Saya bukan kriminal atau koruptor. Saya menjauhi
pergaulan yang buruk. Tidak merokok. Tidak terbiasa dengan minuman keras. Menjauhi
narkoba atau free sex. Saya melayani
pekerjaan Tuhan. Tapi kenapa saya? Kenapa bukan diberikan kepada orang yang
memang sudah tua, bau tanah atau memang sudah waktunya dihukum mati karena
melakukan kejahatan yang besar? Rasa kecewa, marah, sedih, putus asa, nyeri, kebingungan
selama awal-awal serangan ikut membentuk saya. Sakit? Memang. Sangat sakit,
baik fisik dan mental. [Anda pernah
mengalami kram kaki ketika berenang atau berolahraga? Nah, mirip itu. Cuma yang
kena di bagian leher, bahu, sepanjang punggung dan pinggang kiri kanan. Dan lebih
menyakitkan, berlangsung lama. Tapi bahaya utama AS bukan Cuma rasa nyeri; tapi
depresi yang menyertai]. Kalau tahun 2002 terbaring nyeri 1 minggu. Tahun
2012 terbaring nyeri 3 bulan. Ditambah memikirkan semua pekerjaan dan semua
proyek dibatalkan. Sehingga saya berdoa,”
Tuhan, tubuh ini menghalangi aku. Jika engkau menghendaki, angkat aku saja.”
Ya, saya berdoa minta mati. Tapi puji
Tuhan ! Permohonan doa saya ditolak, karena tidak sesuai dengan kehendak-Nya. Tapi
isteri, putera kami dan para sahabat terus berdoa tiada henti (I really grateful and love them; hugs). Sampai
Juli 2012, AS ini masih aktif. Pada waktu artikel ini ditulis (Desember 2012), kondisi
sudah jauh lebih baik dan sehat.
ANUGERAH ALLAH DALAM PENDERITAAN
Sekarang saya menyadari itu anugerah Allah. Allah mengganjar kita bukan cuma dengan kesehatan, kekuatan dan kekayaan tapi juga melalui penderitaan; supaya kita melihat dan bergantung kepada-Nya (Ibr. 12:10). Dan ikut menderita bersama Yesus serta memperoleh kemuliaan sebagai anak-anak Allah yang hidup. Ternyata selama ini pikiran saya sudah disesatkan oleh doktrin dan para pengkhotbah Teologi kemakmuran. Sehingga terperangkap dalam pola pikir umat Israel Perjanjian Lama yang bebal (tegar tengkuk); menganggap setiap penderitaan dan sakit penyakit sebagai kutukan Tuhan. Itu bohong besar. Itu tipuan Iblis. Jika kita sungguh sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, semua kutuk sudah ditanggung oleh Yesus Kristus di kayu salib. Jika kita masih menderita, coba periksa diri sendiri. Apakah kita sudah taat dengan hukum-hukum alam. Apakah kita sudah taat dengan kehendak Allah. Atau sengaja berbuat dosa sehingga mengeluarkan diri dari perlindungan Allah. Jika Anda mengalami penderitaan; Anda sudah mengevaluasi dan tidak ada kesalahan yang disengaja; berarti sebagai anak Allah Anda sedang dibentuk Allah Bapa untuk naik menuju level yang lebih tinggi (Ibr. 12:7).
KRITISNYA MEMBACA DAN MENDENGARKAN FIRMAN ALLAH
Sekarang saya menyadari itu anugerah Allah. Allah mengganjar kita bukan cuma dengan kesehatan, kekuatan dan kekayaan tapi juga melalui penderitaan; supaya kita melihat dan bergantung kepada-Nya (Ibr. 12:10). Dan ikut menderita bersama Yesus serta memperoleh kemuliaan sebagai anak-anak Allah yang hidup. Ternyata selama ini pikiran saya sudah disesatkan oleh doktrin dan para pengkhotbah Teologi kemakmuran. Sehingga terperangkap dalam pola pikir umat Israel Perjanjian Lama yang bebal (tegar tengkuk); menganggap setiap penderitaan dan sakit penyakit sebagai kutukan Tuhan. Itu bohong besar. Itu tipuan Iblis. Jika kita sungguh sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, semua kutuk sudah ditanggung oleh Yesus Kristus di kayu salib. Jika kita masih menderita, coba periksa diri sendiri. Apakah kita sudah taat dengan hukum-hukum alam. Apakah kita sudah taat dengan kehendak Allah. Atau sengaja berbuat dosa sehingga mengeluarkan diri dari perlindungan Allah. Jika Anda mengalami penderitaan; Anda sudah mengevaluasi dan tidak ada kesalahan yang disengaja; berarti sebagai anak Allah Anda sedang dibentuk Allah Bapa untuk naik menuju level yang lebih tinggi (Ibr. 12:7).
KRITISNYA MEMBACA DAN MENDENGARKAN FIRMAN ALLAH
Jadi mohon hati-hati kalau mendengarkan khotbah atau pengajaran. Seleksilah dengan
sungguh-sungguh. Ujilah selalu setiap khotbah dan pengajaran yang Anda dengar/terima (bdk. Kis. 17:11).
Jika Anda ragu, tanya pastor atau pendeta Anda. Jika pastor atau pendeta Anda
juga ragu atau Anda meragukan mereka, tanyalah Pdt. Erastus Sabdono, Pdt.
Bigman Sirait atau Pdt. Stephen Tong. Tujuan Allah Bapa melalui pendidikan ini:
supaya daging saya mati dan lepas dari sebagian
besar keinginan daging serta keangkuhan hidup. Tapi apa saat ini masih ada
keinginan daging? Masih ada. Cuma kadarnya semakin kecil dibandingkan limabelas
tahun lalu. Keangkuhan hidup? Masih ada. Saya berjuang setiap hari untuk selalu
peka dan tajam (Flp. 2:12). Jika hanya sedikit membaca atau mendengar Firman,
kepekaan saya lama-lama berkurang. Apalagi jika melewatkan Firman Tuhan. Monster-monster dalam diri yang tadinya lemah
jadi terbangun. Saya sangat paham mengapa orang yang tenggelam dalam dosa yang
mendarah-daging (kronis) jika tidak pernah membaca atau mendengarkan Firman
Allah atau mendengar orang yang menyampaikan Firman Allah; akan sangat sulit untuk
bertobat. Jika ada yang bertobat karena kehendak sendiri (merasa hidup kosong,
sia-sia, dst) persentasenya sangat kecil.
KESENANGAN DAN SUKACITA
Terakhir, apakah ada kesenangan dan sukacita dalam hidup saya? Pertanyaan
bagus. Kita harus bedakan antara kesenangan (pleasure) dan sukacita (joy).
Saya tahu kesenangan. Ketika target kita tercapai. Ketika mendapat hadiah.
Ketika bisnis kita berhasil. Ketika orang memuji penampilan atau menghargai pekerjaan
kita. Ketika berlibur di tempat-tempat eksotis. Ketika kita jatuh cinta. Ketika
menikmati steak daging wagyu yang lezat. Ketika makan durian
yang manis-pahit dan banyak alkoholnya. Ketika minum kopi Luwak atau kopi gajah.
Ketika dipijat oleh tangan yang ahli. Ketika keringat keluar waktu sauna dilanjutkan
mandi air dingin yang menyegarkan. Ketika emosi kita melambung tinggi sewaktu mendengarkan, menonton opera/konser musik klasik. Ketika mencapai orgasme bersama isteri/suami
sah yang kita kasihi. Itulah kesenangan. Kesenangan karena hormon oksitosin, endorfin, dopamin,
dan norefinefrin dihasilkan oleh kelenjar dalam otak kita. Kesenangan yang wajar,
tidak melanggar hukum, tidak mengorbankan orang lain dan tidak membuat kita
lupa akan Tuhan itu boleh saja (bdk. 1Kor. 6:12). Tapi ingatlah, semua
kesenangan berasal dari respon kita akan rangsangan/stimulasi dari luar.
Sifatnya sementara. Jika rangsangan itu lewat atau sudah berhenti, berhenti
pula kesenangan kita. Ambang batas kesenangan kita ternyata sangat besar dan
tidak bisa dipuaskan. Selalu meminta lebih (bdk. Amsal 30:15). Disini berlaku
hukum hasil lebih yang semakin berkurang (The
Law of Diminishing Return). Sehingga untuk mendapatkan kesenangan yang sama
dibutuhkan rangsangan yang semakin lama semakin besar dan intens. Maka dapat
dipahami jika para peminum, pemakai narkoba, penjudi, penikmat pornografi dan seks bebas akan
kecanduan dan butuh dosis serta intensitas yang semakin lama semakin besar;
sampai taraf yang membahayakan tubuh, bahkan terkadang menimbulkan kematian. Juga orang
yang kecanduan mencari uang akan terikat, sehingga ia tega mengorbankan semua
hal lainnya, selama ia akan mendapat uang lebih banyak. Itulah kesia-siaan (Pkh.
5:10 / 5-9). Jika ada diantara kita yang menginginkan atau sudah memiliki mobil Ferari F70 atau Bentley Continental GT atau Rolls-Royce. Jam tangan Patek Phillipe atau Vacheron Constantin. Rumah mewah di area Menteng atau Pondok
Indah. Ingin menikmati minuman termahal: wine 2004 Block 42 Cabernet Sauvignon. Memberhalakan artis K-Pop atau
bintang Hollywood. Semua itu sangat rentan. Jangan meletakkan pengharapan dan
sukacita Anda pada barang-barang dan berhala tersebut. Begitu rusak atau hilang,
hilang juga rasa senang Anda.
SUKACITA SEJATI
SUKACITA SEJATI
Tapi sukacita sejati berasal dari Allah Bapa sendiri (Yoh. 15:11). Itu hanya
bisa terjadi jika kita sungguh percaya kepada Allah Bapa dan seperti Yesus, melakukan
kehendak-Nya dalam hidup kita sehari-hari (Yoh. 4:34). Tidak ada pengaruh luar
yang bisa mempengaruhi sukacita sejati. Ada aliran air hidup dari surga yang
membuat kita melakukan pelayanan dengan tulus, sederhana, damai sejahtera,
setia, demi kebaikan sesama kita (bdk. Yoh. 7:38). Anda mau melakukannya dengan
rela walaupun Anda tidak dibayar atau tidak dipuji. Kita akan dipenuhi rasa syukur
dan rasa cukup. Sukacita melihat orang yang rusak hidupnya dan ingin bunuh diri menjadi bangkit dan bertobat. Sukacita menyaksikan putera kita bertumbuh dalam kedewasaan sesuai dengan panggilan hidupnya. Sukacita melihat pasangan yang hampir cerai bersatu kembali. Sukacita melihat orang yang kita bimbing menjadi jauh lebih maju dibandingkan kita sendiri. Sukacita karena berhasil melakukan kehendak Allah untuk area tertentu dalam hidup kita. Sukacita ini menjadi sangat masuk akal karena Tuhan sudah memenuhi hati kita dengan kasih-Nya yang
berkelimpahan. Rasa cukup (contentment) itulah yang membuat
sukacita kita menjadi penuh (Yoh. 15:11) dan memampukan kita melayani dengan
tulus sesuai panggilan masing-masing sampai Ia menjemput kita kembali.
Amin.
LV,
12122012
Monday
POLA PERTUMBUHAN SEORANG PUTERA
Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.
—Lukas 2:52
source: http://www.growthlink.co.za/
Membaca:
Bacalah Lukas 2: 42-52 dengan sikap hati yang berdoa untuk menerima
pencerahan dari Allah dalam saat teduh hari ini.
Merenungkan:
Y
|
esus
adalah pribadi Allah yang menjelma menjadi manusia. Ia sungguh Allah dan
sungguh manusia.[i]
Sebagai manusia Ia menghadapi segala godaan dan masalah sama seperti kita. Setiap
saat Ia menghadapi tantangan apakah menggunakan kuasa yang ada pada-Nya untuk
diri sendiri atau taat kepada kehendak Allah Bapa. Hanya saja Ia tidak berdosa
(Ibr. 4:15). Itulah sebabnya Ia luar biasa layak menjadi model pionir (Archegos) dan Guru Agung kita
(Kis. 3;15; Ibr. 2:10; 12:2).
Sewaktu
masih remaja dan belum mengenal Tuhan Yesus, saya suka membaca cerita silat
berseri karangan Asmaraman S. Kho Ping Hoo.[ii]
Dalam banyak cerita yang ditulisnya, pola yang umum terjadi adalah seorang guru
silat yang hebat menurunkan ilmunya kepada sang murid. Biasanya sang murid
adalah orang pilihan dan sudah melewati berbagai ujian. Tapi kebiasaan yang
lazim dalam dunia persilatan adalah tidak menurunkan seluruh ilmunya kepada sang
murid. Ada satu jurus rahasia yang sengaja disimpan untuk keamanan jiwa sang
guru. Sehingga jika sang murid memberontak atau berkhianat, gurunya dengan
jurus rahasia itu tetap dapat menaklukkan sang murid. Kebiasaan itu diturunkan
dari generasi ke generasi. Sehingga semakin muda generasinya, kualitas ilmu
silatnya semakin rendah. Semua ini terjadi karena Sang guru tidak punya rasa
aman yang sejati. Itu sebabnya, ketika
ada pendekar silat yang tak terkalahkan dan sebelum meninggal sempat menulis
seluruh ilmunya dalam suatu kitab; kitab itu bisa diperebutkan diantara para
pendekar yang ingin menguasai dunia persilatan. Demi memiliki kitab itu, mereka
tidak segan untuk mengorbankan nyawa orang lain. Bahkan jika terdesak, rela mempertaruhkan
nyawa mereka sendiri. Yesus sangat berbeda. Rasa aman-Nya ada di dalam Allah
Bapa. Ia begitu mengasihi kita sehingga memberikan seluruh yang ada pada-Nya
kepada kita. Full live-Die empty. Tanpa
sisa. Ia menyatakan:
Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di
dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan
terlepas di sorga." (Matius 16:19)
Damai sejahtera Kutinggalkan
bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak
seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar
hatimu. (Yohanes 14:27)
Like father, like son. Tindakan
Yesus yang sangat murah hati ditiru oleh murid kesayangan-Nya, yang pernah
menyangkal-Nya; rasul Petrus.
Pada suatu hari menjelang
waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang, naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait
Allah. Di situ ada seorang laki-laki, yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia
harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait
Allah, yang bernama Gerbang Indah, untuk meminta sedekah kepada orang yang
masuk ke dalam Bait Allah. Ketika orang itu melihat, bahwa Petrus dan Yohanes
hendak masuk ke Bait Allah, ia meminta sedekah. Mereka menatap dia dan Petrus
berkata: "Lihatlah kepada
kami." Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat
sesuatu dari mereka. Tetapi Petrus berkata: "Emas
dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi
nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" (Kisah Para Rasul.
3:1-6)
Luar
biasa ! Atas hikmat Roh Kudus, Rasul Petrus memberi kail kepada laki-laki yang
lumpuh itu. Bukan ikan. Itulah hal yang terbaik yang dapat diberikan seorang
rasul kepada seorang laki-laki yang lumpuh, yaitu kaki-kaki yang sehat dan kuat.
Nah,
bagaimana pola pertumbuhan dari Yesus Kristus? Ada empat hal yang menjadi pola
pertumbuhan Yesus Kristus.[iii]
Yaitu bertumbuh dalam buah Roh Kudus, disiplin dalam kehidupan, ketaatan kepada
kehendak Allah dan Firman-Nya, dan pengalaman yang mendewasakan.
Pertama,
Yesus bertumbuh dalam buah Roh Kudus.
Rasul Paulus dalam surat-suratnya selalu mempertentangkan antara keinginan daging versus keinginan roh (Rm. 8:6; Gal. 5:16-17). Perbuatan daging
(Gal. 5:19-21) versus buah roh (Gal.
5:22-23). Buah Roh yang bertumbuh akan mematikan pertumbuhan buah daging.
Berlaku juga sebaliknya.
Tetapi buah Roh ialah: kasih,
sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan,
penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. (Galatia 5:22-23)
Kasih Yesus dinyatakan
ketika Ia memberikan diri-Nya sebagai korban untuk menebus dosa kita semua (Yoh.
3:16). Yesus bersukacita ketika domba
yang hilang sudah ditemukan (Mat. 18:13). Yesus adalah sumber damai sejahtera (Yoh. 14:27). Ia sangat sabar (Luk. 13:18). Ia murah
hati. (Mat. 20:15) Penuh dengan kebaikan (Mat. 4:23; 9:35). Ia setia (1 Kor. 1:9). Lemahlembut (2Kor. 10:1). Ketika dihina dan dicaci-maki, ia menguasai diri-Nya. (Mat. 26:52-53).
Kedua,
Yesus bertumbuh dalam disiplin selama
hidup-Nya yang singkat di muka bumi. Ia dicobai (Mat. 4:7). Ditolak (Yoh. 19:6).
Disalahmengerti (Mat. 9:34). Dimusuhi (Mat. 14:12). Dikhianati (Luk. 22:48;
Mat. 26:74). Menderita (Rm. 8:17). Dianiaya (Mat. 27:1-29). Dihina (Mat. 27:40).
Orang yang ingin sungguh-sungguh
bertumbuh menyerupai Yesus Kristus pasti akan mengalami hal-hal yang tidak
mengenakkan dalam hidupnya (2Tim. 3:12). Ia perlu mengembangkan sikap disiplin
supaya tetap fokus dan mampu berlari sampai kepada tujuan (Flp. 3:14). Rasul
Paulus mengingatkan:
Justru karena itu kamu harus
dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan
kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada
penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan
kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan
semua orang. Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah,
kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus
Kristus, Tuhan kita. (2Petrus 1:5-8)
Dalam
konteks disiplin untuk pertumbuhan rohani ini, semakin dalam mempelajari pribadi
dan kehidupan Yesus Kristus yang dinyatakan dalam keempat Injil, saya semakin
yakin akan kesesatan ajaran yang sangat populer selama 25 tahun terakhir, yaitu
Teologi Kemakmuran. Injil menghendaki kita disiplin, bertanggungjawab dan bertumbuh
dewasa dengan mengikuti pola pertumbuhan Yesus (Rm. 8:29; 12:2; 2Kor. 3:18;
Flp. 3:10). Jadi masa hidup kita di dunia adalah masa persiapan menuju hidup
kekal, memaksimalkan segala potensi dan menjadi dewasa rohani serta siap
menjadi mempelai Kristus. Dengan demikian kita harus selalu bertekun dan siap untuk
memerintah bersama Dia dalam kehidupan kekal (2 Tim. 2:12). Alkitab jelas sudah
memerintahkan kita untuk memberitakan salib Kristus (Kis. 5:30-32; 10:39; 1Kor.
1:18). Memikul kuk (Mat. 11:29). Ikut menderita dan memikul salib,
seperti diri-Nya (Gal. 6:12, 14; Flp. 3:18; Ibr. 12:2; 1Pet. 2:21).
Menyalibkan keinginan daging, keinginan mata (dunia) dan kesombongan hidup
(Iblis) (1 Yoh. 2:16). Supaya kita bisa bertumbuh sehat dalam anugerah-Nya yang
berlimpah. Akhirnya hidup kita benar-benar merdeka (Yoh. 8:36). Sebagai
anak-anak Allah kita bisa mendapatkan hak sebagai ahli waris jika kita sudah
dewasa. Alkitab mengatakan: Dan jika kita
adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang
berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus,
yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga
dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. (Roma 8:17). Jelas, kita akan
menerima janji-janji Allah jika kita
menderita bersama-sama dengan Yesus.
Tapi Teologi kemakmuran mengajarkan dan memotivasi daging kita untuk fokus
pada dunia yang sementara dan melupakan tanggungjawab kekekalan. Yaitu hidup
kaya, sehat, nyaman, dan makmur di dunia ini dengan memanfaatkan pengorbanan yang
sudah dilakukan Yesus dengan motivasi kesombongan yaitu untuk menunjukkan
kepada dunia bahwa ikut Tuhan Yesus itu menguntungkan/diberkati secara fisik
dan materi duniawi. Teologi Kemakmuran memotivasi kita menikmati berkat-berkat Allah
Bapa yang berlimpah dan ingin dimuliakan bersama-sama dengan Yesus dalam
kehidupan kekal tanpa usaha menyangkal diri dan memaksimalkan potensi diri.
Malah banyak Hamba Tuhan dalam Teologi Kemakmuran dengan bangga memberi contoh
kepada jemaat bagaimana cara efektif melarikan diri dari tanggungjawab memikul salib. Mereka
secara rohani mendemonstrasikan bagaimana cara meminta Yesus kembali memanggul
salib itu dan ramai-ramai menyalibkan Dia untuk kedua kali (Ibr. 6:6) Ini jelas
berlawanan dengan ucapan Yesus yang mengutamakan harta sorgawi yang bersifat
kekal (Mat. 6:19; Mat. 13:46). Ajaran yang terang-terangan menyangkal,
menentang pernyataan dan perintah Yesus; sudah jelas diinspirasikan oleh dunia
dan kedagingan atau lebih tepat lagi, berasal dari musuh-Nya, yaitu Iblis
sendiri. Terbukti dari fakta yang ada dilapangan. Hamba Tuhan yang terkait
kasus kepercayaan dan integritas; yaitu masalah penyalahgunaan uang, penyalahgunaan
kekuasaan, perselingkuhan, masalah homoseksual, bermain-main dengan pelacur, mayoritas
berasal dari gereja-gereja atau Penginjil Televisi (televangelist) yang menerapkan Teologi Kemakmuran (Mat. 12:33; Luk.
6:44; Why. 14:18). Dalam hal ini, Teologi
Kemakmuran cukup berhasil dalam mencapai misi rahasianya yang ditunggangi Iblis;
yaitu mematikan pertumbuhan iman para pengikut Yesus yang masih bayi rohani
serta membuat Injil dan Kekristenan dipermalukan.
Setiap
kemakmuran harus berlandaskan atau diikuti dengan sikap bertanggungjawab
dan karakter yang dewasa. Kalau tidak, dapat dipastikan akan bernasib seperti
anak yang hilang (Luk. 15:11-32). Perhatikan hidup orang-orang yang baru memenangkan
lotere yang tidak dewasa karakternya. Mayoritas setelah beberapa waktu,
kondisinya lebih buruk dan lebih rusak daripada sebelum menerima lotere. Padahal
sepanjang sejarah gereja, kekristenan justru tumbuh dalam masa sengsara dan penganiayaan.
Dihambat, tapi malah merambat.[iv]
Coba analisa. Negara-negara yang menganggap diri Kristen yang paling makmur
adalah negara yang paling korup/rusak kehidupan moralnya. Sodom dan Gomorah
modern. Dosa yang jelas-jelas dibenci
Allah dan ditentang Alkitab malah disahkan oleh negara.[v]
Pola berpikir dibutakan Ilah zaman ini sama dengan anak-anak yang tidak pernah
dewasa (Ibr. 5:12). Hidup seperti ini adalah hidup yang paling malang (1 Kor.
15:9). Para penganut teologi ini, kalau tidak sungguh-sungguh bertobat, dan
kembali kepada Injil yang sejati, hampir dipastikan akan tertinggal dalam
pengangkatan ketika Yesus datang kedua kali sebagai Raja. Yesus hanya akan
menjemput calon mempelai yang sudah dewasa dan siap sedia (Mat. 25:10).
Anak-anak pemberontak yang tidak pernah dewasa yang memilih untuk hidup bersantai-santai
dan fokus menikmati dunia serta segala isinya tidak layak menjadi mempelai-Nya.
Sehingga sangat logis jika orang-orang yang ditinjau dari waktu seharusnya
sudah jadi pengajar (Ibr. 5:12); tapi dengan kehendak bebas memilih untuk
menjadi tunagrahita[vi]
rohani ini, akan masuk ke dalam masa aniaya besar. Secara alamiah, masa aniaya
diperlukan supaya mereka yang masih anak-anak rohani dapat bertumbuh dewasa.
Jadi sekarang sidang pembaca, Anda bisa memilih. Mau berdisplin dan bertumbuh
sekarang dengan menyalibkan diri dari
keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup, atau lari dari salib; tapi didisiplinkan oleh
Antikristus dan para pengikutnya.
Ketiga,
Yesus bertumbuh dalam ketaatan. Yesus
bertumbuh dalam ketaatan melakukan kehendak Bapa-Nya. Perhatikan kalimat
berikut:
·
Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan
menyelesaikan pekerjaan-Nya. (Yohanes 4:34).
·
Aku
tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan
apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti
kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku. (Yohanes
5:30)
·
Sebab
Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk
melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. (Yohanes 6:38)
Yesus taat
dan menghormati orangtua-Nya: Lalu Ia
pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka.
Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. (Lukas 2:51).
Bahkan
sebelum mati, dalam kondisi tubuh yang sangat nyeri karena masih tergantung di
atas kayu salib, Yesus masih memikirkan orangtua-Nya dan meminta Yohanes
mengurus ibu-Nya ketika ia mati. “Ketika
Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia
kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" Kemudian kata-Nya kepada
murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu
menerima dia di dalam rumahnya. (Yohanes 19:26-27).
Itulah
sebabnya Rasul Paulus menulis: Hendaklah
kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga
dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap
kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan
telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan
menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah
merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama
di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di
langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah
mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
(Filipi 2:5-11).
Keempat,
Yesus bertumbuh dalam pengalaman yang
mendewasakan. Pepatah mengatakan: Pengalaman adalah guru yang terbaik. Saya
tambahkan: yang termahal. Untuk
mempelajari keahlian teknis, kita bisa belajar dari pengalaman orang lain atau
berlatih melalui simulasi atau simulator[vii]
untuk mempersingkat waktu belajar kita. Tapi untuk pertumbuhan karakter dan
kepekaan suara Roh Kudus, tidak ada jalan pintas. Kita harus menjalani sendiri.
Ada orang yang peka, hingga waktu belajarnya singkat. Ada yang tidak peka dan
bebal, sehingga tidak pernah mengerti akan kehendak Allah. Sehingga hidupnya
penuh dengan serangkaian penderitaan yang tidak perlu.
Seorang
pilot yang berpengalaman 2.000 jam terbang akan berbeda keahliannya dengan yang
berpengalaman 30.000 jam terbang. Pasangan yang baru menikah 2 tahun akan
berbeda tingkat keharmonisan dan komunikasinya dengan yang sudah menikah selama
30 tahun. Perhatikan kehidupan penuh disiplin dan perjuangan dari para pahlawan
iman: Abraham, Yakub, Yusuf, Musa, Daud, Daniel. Semua mengalami hal-hal tidak
enak yang mendisiplin hidup mereka sehingga mereka makin kudus dan berkenan
kepada Allah. Juga semua murid Yesus. Dari 11 orang yang sisa, hanya rasul Yohanes
yang berumur panjang, karena mendapat tugas khusus untuk diasingkan di Pulau
Patmos dan menulis kitab Wahyu. Sisanya mati sahid. Saya bukan penganut Teologi Penderitaan. Tapi
kita harus dewasa dan bertanggungjawab sebagai seorang penatalayan (steward) yang sudah dipercayakan Tuhan
(Mat. 25:20, 22). Kalau pola berpikir kita serupa dengan Kristus, kita akan
kuat dan tangguh seperti tentara atau atlit yang terlatih dalam menghadapi
segala sesuatu, siap dan bersukacita dalam melakukan kehendak-Nya.
Meskipun
melayani dalam waktu yang singkat, 3,5 tahun, pengalaman Yesus begitu jauh,
luas dan mendalam. Semakin bertambah
pengalaman Yesus, semakin kuat Ia menghadapi berbagai masalah. Perhatikan
pernyataan Rasul Paulus kepada jemaat di Ibrani:
Itulah sebabnya, maka dalam
segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi
Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk
mendamaikan dosa seluruh bangsa. Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita
karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai (Ibrani 2:17-18).
Sebab Imam Besar yang kita
punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan
kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
(Ibrani 4:15)
Sebagai
Imam Besar yang turut mengambil bagian dalam natur manusia kita, Ia mampu
menolong kita dalam kelemahan kita. Karena Yesus sudah mengalami semua itu sebagai
manusia, maka Ia mengerti segala perasaan takut, ragu, pergumulan melawan dosa
dan keinginan sendiri, masalah-masalah berat, dan segala jenis penderitaan yang
kita hadapi sebagai seorang manusia. Yesus ingin kita meneladani Dia (Yoh.
13:15; 1 Pet. 2:21). Sebagai teladan bagi kita, Ia juga sudah diperlengkapi
dengan sempurna oleh Allah Bapa untuk menjadi Bapa Pembimbing kita.
Melakukan:
·
Apakah 9 variasi buah Roh Kudus semakin
bertumbuh setiap hari dalam kehidupan kita? Sahabat, buah Roh hanya akan
bertumbuh melalui ketaatan akan Firman Tuhan dan disiplin dalam
melaksanakannya. Tidak ada jalan pintas. Memang berat. Tapi itulah gunanya kita
dipilih Allah. Tetapi kamulah bangsa yang
terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri,
supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah
memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: (1Petrus
2:9).
·
Apabila saat ini ada diantara kita yang
mengalami disiplin baik oleh Allah maupun oleh tindakan kita sendiri. Pelajaran
apakah yang bisa kita petik sehingga kita bertumbuh dengan pola yang benar?
·
Apakah ada suatu kebiasaan dimana kita harus
bertobat atau melakukan tindakan pencegahan?
·
Jangan kuatir atau merasa tidak mampu karena
Allah Bapa ( Rm. 16:25; Ef. 3:16; 1Tes. 3:13; 2Tes 3:3; 1Tim. 1:12; 2Tim. 4:17)
dan Roh Kudus (Yoh. 14:26; 1 Tes.1:5) akan selalu menguatkan dan menghibur
kita.
Membagikan:
Bagikan pengalaman Anda kepada sesama rekan
di Kelompok Sel; ketika mengalami
pola pertumbuhan dalam keempat bidang di atas.
[ii] Asmaraman Sukowati Kho Ping Hoo (juga
dieja Kho Ping Ho, Hanzi: 許平和; pinyin: XÇ” PÃnghé,
lahir di Sragen, Jawa Tengah, 17 Agustus 1926 – meninggal 22
Juli 1994; adalah penulis cersil (cerita silat) yang sangat
populer di Indonesia. Kho Ping Hoo dikenal luas karena kontribusinya bagi
literatur fiksi silat Indonesia, khususnya yang bertemakan Tionghoa Indonesia. Lihat: http://id.wikipedia.org/wiki/Kho_Ping_Hoo
[iii] Lihat
tulisan Sinclair Ferguson dalam bukunya Grow
in Grace, Banner of Truth, Edinburg, England, (December 1, 1989). Chapter
2. Prof. Sinclair
Ferguson (lahir 1948) adalah
seorang Teolog beraliran teologi Reformed dalam pengajaran, tulisan dan sebagai
editor. Setelah sempat menjadi pengajar dengan posisi di Charles Krahe Chair
for Systematic Theology di Westminster
Theological Seminary, Philadelphia, USA, ketika buku ini diterbitkan, ia
masih menjadi professor
di Redeemer
Seminary
di Dallas,
Texas, USA.
[iv] Lihat buku karangan Pdt. KAM. Jusuf
Roni, Dihambat Tapi
Merambat, Andi Offset, Yogyakarta, 2001.
[v] Ada 10 negara yang sudah melegalkan
pernikahan sesama jenis (GBLT = Gay, Bisexual, Lesbian & Transgender),
sejak tahun
2001-2010 dan
memberikan perlindungan kepada mereka. 1. Belanda. Belanda merupakan negara pertama yang melegalkan
dan mencatat pernikahan sesama jenis sejak tahun 2001. 2.
Belgia. Belgia
melegalkan pernikahan sesama jenis sejak tahun 2003. 3.
Spanyol. Mulai
tahun 2005. 4. Kanada. Setelah Spanyol melegalkan pernikahan sejenis,
tidak lama kemudian Kanada menyusul. 5. Afrika
Selatan. Setahun kemudian, giliran Afrika Selatan
melegalkan pernikahan sesama jenis. 6. Norwegia. Norwegia
menambah daftar negara Eropa yang
melegalkan pernikahan sesama jenis. 7. Swedia. Tahun 2009, merupakan tahun bersejarah bagi
kaum penyuka sesama jenis di negara Swedia lantaran mereka akhirnya bisa
meresmikan dan mencatat pernikahan mereka di kantor catatan sipil. 8.
Portugal. Portugal
mengakui pernikahan sesama jenis pada tahun 2010. 9. Islandia. Negara ini
menyusul Portugal menjadi negara yang melegalkan pernikahan sesama jenis di
tahun 2010. 10. Argentina. Argentina juga melegalkan pernikahan sesama
jenis di tahun 2010. Tindakan pengesahan ini diikuti oleh
negara-negara lain. Baca berita pengesahan undang-undang sesama jenis di negara
Skotalndia. http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2012/07/120725_skotlandia_sesamajenis.shtml Di negara
Denmark. http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/12/06/08/m5a3kh-astaghfirullah-denmark-sahkan-uu-perkawinan-sejenis. Di Amerika Serikat. Presiden Obama sudah mengesahkan
pernikahan sesama jenis. http://internasional.kompas.com/read/2012/05/10/09323017/Obama.Dukung.Perkawinan.Sesama.Jenis http://articles.cnn.com/2012-05-09/politics/politics_obama-same-sex-marriage_1_gay-marriage-civil-unions-word-marriage?_s=PM:POLITICS. http://edition.cnn.com/video/#/video/politics/2012/05/09/sot-obama-same-sex-marriage.cnn?iref=allsearch
[vi] Tunagrahita
adalah keadaaan keterbelakangan mental, keadaan ini dikenal juga retardasi
mental (mental retardation). Nama lain adalah: Lemah pikiran (Feeble Minded), Terbelakang mental (Mentally Retarded), Bodoh atau dungu (Idiot), Pandir (Imbecile), Tolol (Moron), Oligofrenia (Oligophrenia),
Mampu Didik; Anak pada kelompok mampu didik ini masih mempunyai kemampuan dalam
akademik setara dengan anak reguler pada kelas 5 Sekolah dasar. (Educable), Mampu Latih (Trainable), Ketergantungan penuh (Totally Dependent) atau Butuh Rawat,
Mental Subnormal, Defisit Mental, Defisit Kognitif, Cacat Mental, Defisiensi
Mental, Gangguan Intelektual.
[vii] Simulation
is the imitation of the operation of a real-world process or system over time. [Lihat karangan J. Banks, J. Carson, B. Nelson, D.
Nicol (2001). Discrete-Event System
Simulation. Prentice Hall. p. 3. ISBN 0-13-088702-1.] The act of
simulating something first requires that a model be developed; this model
represents the key characteristics or behaviors of the selected physical or
abstract system or process. The model represents the system itself, whereas the
simulation represents the operation of the system over time. Simulation is
used in many contexts, such as simulation of technology for` performance
optimization, safety engineering, testing, training, education, and video
games. Training simulators include flight simulators for training aircraft
pilots to provide them with a lifelike experience. Simulation is also used with
scientific modelling of natural systems or human systems to gain insight into
their functioning. [ Lihat
karangan J.A. Sokolowski and C.M. Banks,. Principles
of Modeling and Simulation. John Wiley and Sons, Hoboken, New Jersey, 2009.
p. 6.] Simulation can be used to show the eventual real effects of alternative
conditions and courses of action. Simulation is also used when the real system
cannot be engaged, because it may not be accessible, or it may be dangerous or
unacceptable to engage, or it is being designed but not yet built, or it may
simply not exist.
Reuben Morgan
Reuben Morgan; from Hill Songs Australia
Hari Minggu, 9 Desember 2012 kemarin, bersama isteri dan putra kami Kevin Benaya, saya baru selesai ibadah Konser Natal di Christ Cathedral Serpong. Penulis lagu dari Hill Song Australia, Reuben Morgan memimpin praise and worship. Saya sendiri (seperti biasa; siapapun yg memimpin) sangat menikmati praise dan worship bersama hampir 4000 jemaat dan hadirin lainnya.
Aneh, orang yang tadinya jarang kelihatan, jadi muncul semua. Rueben sendiri begitu rendah hati dan sadar posisi dirinya serta mengingatkan hadirin untuk menyembah Tuhan dan bukan melihat dirinya memimpin praise and worship. Senior Pastor Lukas Tahir dengan bijaksana menandaskan kedatangan Tuhan bisa terjadi setiap saat. Apakah setiap jemaat sudah bersiap-siap jika Tuhan Yesus datang kembali secara pribadi? (bisa anytime).
Tapi jika semua Jemaat membaca dan menerapkan isi buku Journey To The Heart of A Son,
mereka akan sadar kedaulatan Allah Bapa. Juga akan sadar betapa besar kasih dan anugerah-Nya. Setiap jemaat beserta Roh Kudus akan rajin memaksimalkan potensi diri menuju kedewasaan rohani serta mempersiapkan diri untuk kehidupan kekal. Jemaat akan rajin melakukan 4 M (membaca, merenungkan, melakukan dan membagikan Firman Tuhan). Semua akan sadar bahwa tujuan pergi ke gereja adalah mau bertemu, memuji dan menyembah Tuhan, bukan karena mau menyaksikan artis-artis beken. Atau karena mau dihibur. Jika sudah dewasa rohani, siapapun yg berkhotbah; jemaat akan tetap ke gereja, tanpa disuruh-suruh atau dipancing dgn penampakan luar.
Tugas para pemimpin gereja di seluruh dunia semakin lama memang semakin berat. Diperlukan motivasi yang murni, cara sinergis dan kreatif serta kasih yg tulus supaya para pemimpin ini tetap bertahan dan terus maju dalam usaha membimbing dan menggembalakan para jemaat menuju kedewasaan rohani. Berdoa untuk setiap pemimpin gereja di seluruh dunia agar diberi hati Bapa, supaya selalu sabar, setia, selalu mengandalkan Tuhan serta tidak putus asa melihat Jemaat yg seperti domba modern yg kecanduan sosial media; semakin lama semakin sulit digembalakan.
Christ Cathedral, Minggu, 9 Desember 2012.
MEMAKSIMALKAN POTENSI
Source: http://magnuscarlsen.com/
Tahun 1990-an seorang Grandmaster Super memiliki elo rating sekitar 2600. Juara Dunia sekitar 2700. Batas itu ditembus Juara Dunia Catur Klasik Garry Kasparov bulan Juli 1999 dgn rating 2851. Rekor ini bertahan sampai 9 Desember 2012 kemarin, dengan rating 2864; rating tertinggi yg dicapai oleh manusia. Pemecah rekor ini adalah seorang anak muda dari Norwegia yg bernama Magnus Carlsen (22 thn).
Berikut video permainan persahabatan 1 menit melawan master dari Jerman Hans Bohm:
http://www.youtube.com/watch?v=3nYwTWycVSM
Saya melihat kerja keras, keuletan, fokus, konsistensi dan daya tahan serta tindakan memaksimalkan potensi yang bisa dicapai seorang manusia. Bertolakbelakang dengan Tiger Woods, hidup Magnus Carlsen relatif bersih dan memang untuk mencapai rekor tertinggi hidup seorang pecatur harus bersih. Ia rajin berolahraga dan menjauhi rokok, minuman keras, narkoba dan free seks.
Semoga Magnus bisa terus mempertahankan hidupnya yang bersih dan terus meningkatkan prestasinya hingga menembus batas rating 2900. Supaya Magnus terus menjadi contoh dan menjadi inspirasi bagi seluruh anak muda di seluruh dunia. Congrats … Magnus !
Note:
• Grandmaster: gelar tertinggi pecatur profesional.
• Super Grandmaster: Elite grandmaster yg (jika ia mau) memungkinkan seorang pecatur hidup mewah dan berkeliling seluruh dunia ; tinggal di hotel berbintang dengan biaya pihak penyelenggara turnamen atau dwitarung.
• Elo rating: angka yang menunjukkan kekuatan seorang pecatur yg dipopulerkan oleh professor of physics at Marquette University in Milwaukee. Prof. Arpad Elo keturunan Astro Hungaria dan tinggal di Wisconsin, USA.
Subscribe to:
Posts (Atom)