Y
|
Monday
Sumber: http://cbshouston.edu/blog/wp-content/uploads/2012/05/Guy-praying.jpg
esus sebagai Putera Allah sejati memiliki segala kuasa yang juga ada di
dalam Bapa-Nya. Tapi walaupun segala kuasa itu ada
dalam diri-Nya, Yesus taat
kepada kehendak Bapa-Nya.
Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah
melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. (Yohanes 4:34)
Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk
melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus
Aku. (Yohanes 6:38)
Betapa banyaknya cobaan dan
godaan yang menerpa Yesus ketika melayani orang-orang Israel yang keras
kepala selama 3,5 tahun.
Ketika dicobai, digoda dan
diuji, posisi Yesus adalah sebagai manusia tulen. Pasti ia menghadapi sebagai
manusia sama seperti kita. Tapi walaupun ada kesempatan dan kuasa, Ia tidak berbuat
dosa (Luk.
9:54-55). Baik dalam pikiran, perkataan dan perbuatan-Nya.
Dalam bacaan di atas, di tengah ketakutan yang luar biasa
sampai urat nadinya pecah dan mengeluarkan darah melalui keringat, Yesus
berhasil menaklukkan keinginan diri-Nya. Ia melepaskan diri dari keinginan
daging-Nya untuk menolak atau menghindar menjadi domba korban. Ia memilih taat
kepada kehendak Allah.
Ketika dikhianati Yudas, Ia
tidak membalas.
Ketika murid-murid-Nya melarikan
diri melihat ia ditangkap, Ia tidak mengutuki mereka.
Ketika Petrus, murid yang
dikasihi-Nya menyangkal Dia tiga kali di hadapan seorang ABG, Ia tidak murka.
Bahkan ketika orang yang
menyalib-Nya menghina dan mengolok-olok Dia, Yesus bertindak sangat anggun dan
mulia:
Ketika mereka sampai di tempat yang bernama
Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di
situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kanan-Nya dan
yang lain di sebelah kiri-Nya. Yesus berkata: "Ya Bapa,
ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Dan mereka membuang undi untuk
membagi pakaian-Nya. Orang banyak berdiri di situ dan melihat semuanya.
Pemimpin-pemimpin mengejek Dia, katanya: "Orang lain Ia
selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah
Mesias, orang yang dipilih Allah." Juga prajurit-prajurit
mengolok-olokkan Dia; mereka mengunjukkan anggur asam kepada-Nya dan berkata: "Jika Engkau
adalah raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!" Ada juga tulisan di atas
kepala-Nya: "Inilah raja orang Yahudi". Seorang dari penjahat yang di
gantung itu menghujat Dia, katanya: "Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!"
(Lukas 23:33-39)
Memang Allah sudah
merancang Yesus, Putera-Nya yang tunggal untuk dijadikan korban
pengganti (domba korban) penebus dosa yang
menjadi kebiasaan bangsa Israel selama berabad-abad (Kej. 22:13-14).
Tujuhratus tahun sebelum
Kristus lahir, Nabi Yesaya mencatat:
Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan
sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada
sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya.
Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang
penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina,
sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk
hitungan.
Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang
ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia
kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
Tetapi dia tertikam oleh karena
pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang
mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya
kita menjadi sembuh.
Kita sekalian sesat seperti domba,
masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan
kepadanya kejahatan kita sekalian.
Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri
ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke
pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang
menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
Sesudah penahanan dan penghukuman ia
terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia
terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia
kena tulah.
Orang menempatkan kuburnya di antara
orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat,
sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya.
Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia
dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah,
ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan
terlaksana olehnya. Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan
menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan
banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul.
Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya
orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat
sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke
dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun
ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk
pemberontak-pemberontak. (Yesaya 53:2-12)
Jika hati kita tidak tergetar
dan bersyukur ketika memahami integritas penderitaan Kristus; ketika kita merasa biasa saja ketika
menyadari betapa agung rencana serta anugerah Allah bagi
kita; tidak peduli berapa lama kita menjadi orang Kristen; berarti kita belum sungguh-sungguh
bertobat.
Pengorbanan Yesus melalui penderitaan salib untuk menebus dosa kita;
itulah esensi dari Kekristenan.
Jika ada suatu gereja atau
pemimpin gereja yang mengajarkan untuk menghindari/membuang
/ lari dari salib; sadar atau tidak; ia adalah utusan Iblis. Buahnya adalah Kekristenan duniawi yang
kualitas hidupnya lebih buruk daripada orang-orang yang tidak mengenal Yesus.
Kristen tanpa salib menyebabkan Kekristenan dihina oleh masyarakat
dan menjadi bulan-bulanan di tabloid gosip.
Yesus Kristus menghendaki
kita menyembah Allah dalam
roh dan kebenaran (Yoh. 4:23-24). Artinya menyembah Allah bukan dengan cuma menyanyi
di mulut dan bermain musik serta tarian, tapi dengan segala kebenaran yang
tercermin dalam segenap hidup kita. Jika kita mengaku bahwa kita hidup dalam
Yesus, kita wajib hidup sama seperti Yesus hidup (1Yoh. 2:6).
Penyembahan yang tertinggi
adalah ketika kita taat dan melakukan kehendak Allah.
Apakah kehendak Allah itu?
Dari Perjanjian Lama TUHAN
Allah sudah
dengan tegas menyatakan kehendak-Nya dalam bentuk hukum Taurat yang diberikan
secara detail kepada Musa dan
10 perintah Allah (Kel. 20:2-17; Ul. 5:6-21.).
Dalam Perjanjian Baru, Allah
Bapa juga
menyatakan kehendak-Nya dengan jelas; misalnya mengasihi Tuhan dengan total dan
mengasihi sesama melebihi diri sendiri (Mat. 22:37-39).
Bahkan kita diminta mengasihi
musuh kita dan seperti Yesus, berdoa bagi
orang yang menganiaya kita (Mat. 5:44). Allah Bapa menghendaki semua orang
diselamatkan (1 Tim. 2:4; 2 Pet. 3:9).
Allah menghendaki orang-orang
yang sudah dipilih-Nya tidak terjatuh (Yoh. 6:39).
Dalam situasi tertentu dan
khusus, kadang-kadang kejadian yang tidak mengenakkan terjadi juga karena Allah
mengizinkan (1 Pet. 3:17; 4:19; 1 Yoh. 5:19).
Dengan memahami pengorbanan
Yesus di
kayu salib, dan memahami kehendak Allah, maka otomatis pola berpikir kita akan
berubah. Ada 83 ayat dalam Perjanjian Baru yang menghendaki kita melakukan
kehendak Allah, bukan kehendak kita sendiri selama kita
hidup.
Cara kita berdoa akan
berubah.
Doa seorang Putera bukan
lagi mengutip ayat-ayat berkat-berkat jasmani dalam Perjanjian Lama di
luar konteks dan mengklaim ayat itu terjadi dalam hidup kita. Tapi doa kita
akan sesuai dengan kehendak Allah.
Kita bukan lagi seperti janda miskin
yang ngotot memaksa Si Hakim untuk mengabulkan permohonannya (Luk. 18:3-5).
Tapi doa kita menjadi doa yang diajarkan Tuhan Yesus sendiri yaitu doa Bapa Kami.
… datanglah Kerajaan-Mu, jadilah
kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
(Mat. 6:10).
Jika masih ada di antara pembaca
yang memaksa Tuhan ngotot berdoa sesuai keinginan sendiri, maka nasehat saudara
Yesus se-ibu yaitu Rasul Yakobus ini kiranya
menjadi penerang:
Dan inilah keberanian percaya kita
kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu
kepada-Nya menurut kehendak-Nya. (1Yohanes 5:14)
Kadang sering doa kita tidak
dijawab, karena doa kita keliru:
Atau kamu berdoa juga,
tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu
minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu. (Yakobus 4:3).
Jadi jaminan supaya doa kita
seluruhnya dijawab adalah mengetahui kehendak Allah. Dan kita berdoa sesuai kehendak-Nya. Maka hidup kita akan
lepas-bebas; merdeka dari segala belenggu. Penuh sukacita. Dan damai sejahtera
Allah yang melampaui segala akal akan memenuhi hati dan pikiran kita dalam
Kristus Yesus. (Flp. 4:7). Amin.
Melakukan:
·
Apakah doa Anda sudah sesuai
dengan kehendak Allah? Doa yang
sesuai dengan kehendak Allah adalah doa yang pasti dijawab dan dikabulkan
Tuhan. Jika Anda selama ini sudah berdoa sesuai dengan kehendak Allah dan masih belum
menerima jawaban, teruslah berdoa. Waktunya nanti akan tiba.
·
Jika selama ini doa Anda hanya
berfokus pada diri sendiri (sukses, sehat dan kaya) tapi melupakan orang lain;
rubahlah cara Anda berdoa. Cobalah berdoa dengan doa Bapa Kami.
·
Berdoalah dengan pengertian
(dalam kebenaran) yaitu berdasarkan Firman Allah. Baca dan pelajarilah kitab Mazmur, Amsal
dan Pengkhotbah. Maka doa-doa Anda akan menjadi lebih kreatif, kaya dan
bervariasi.