Source: http://www.quizzle.com/blog/wp-content/uploads/2011/06/father-and-daughter.jpg
HATI SEORANG BAPA
Seperti
bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang
takut akan Dia.
— Mazmur 103:13
Membaca:
Bacalah Mazmur 103:1-22 dengan sikap hati yang berdoa
untuk menerima pencerahan dari Allah dalam perjalanan ini.
Merenungkan:
stilah seorang Ayah (Daddy) dan seorang Bapa (Father)
adalah hal yang berbeda. Seorang yang sudah menikah belumlah disebut seorang
Bapa. Jika ia sudah memiliki seorang anak ia sudah boleh disebut seorang Ayah.
Jika ia sudah bertanggungjawab memenuhi
kebutuhan secara fisik (makanan, minuman, pakaian, kesehatan fisik, perumahan);
memenuhi kebutuhan mental (kesehatan mental, pendidikan, perhatian, kasih
sayang) dan memenuhi kebutuhan rohani (mendoakan, membimbing dan menanamkan
nilai-nilai rohani) bagi anaknya, barulah ia boleh disebut seorang Bapa. Hati
seorang Bapa selalu menginginkan yang terbaik bagi anaknya. Tidak setiap
permintaan anak akan dikabulkan, apalagi jika Bapa tahu permintaan tersebut
akan membahayakan anaknya dalam jangka panjang. Tetapi setiap kebutuhan anaknya
pasti akan diberikan oleh Bapanya walaupun anaknya itu tidak memintanya, karena
jika seorang Bapa sungguh-sungguh mengasihi anaknya ia akan memberikan yang
terbaik bagi anaknya. Demikian juga Bapa kita disorga ia pasti akan memberikan
yang terbaik untuk anak-Nya (Mat. 7:11b).
Seorang Bapa yang baik adalah seorang yang dewasa.
Pendiri Christian
Men’s Network, Mr. Edwin Louis Cole[i] mengatakan: Kedewasaan seseorang bukanlah
ditentukan oleh usia, tetapi oleh tanggungjawab. Bapa di sorga menuntut kita untuk selalu
mengembangkan segala talenta alamiah dan karunia rohani yang sudah Ia tanam
dalam diri kita (Mat. 25:14-46). Dunia sekitar kita terus berubah dan
berkembang. Seorang Bapa yang dewasa tidak pernah berhenti belajar atau
mengembangkan diri. Ia tahu; begitu berhenti belajar, maka berhentilah
pertumbuhan, bahkan akan terjadi kemunduran.
Walaupun menurut ukuran dunia ada orang yang sudah
berhasil dalam hal fisik (nama baik dan harta kekayaan), tetapi di sisi lain,
jika orang tersebut menunjukkan sikap tidak bertanggungjawab dengan tidak
mengembangkan diri, maka Bapa kita di sorga pastilah tidak berkenan. Ia minta
kita bersikap dewasa dan bertanggungjawab.
Kita semua pasti akan menjadi tua, tetapi menjadi
dewasa dan berhikmat itu adalah pilihan kita. Artinya, memerlukan perhatian dan
usaha kita secara terus-menerus. Seperti dikatakan Rasul Paulus berikut:
Hai
saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah
kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku
masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena
Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut
kerelaan-Nya (Filipi 2:12-13)
Melakukan:
1. Apakah kita sudah memikirkan dan memberikan yang
terbaik bagi anak kita dan orang yang kita bimbing? Coba dalam minggu ini
berikan satu hal yang selama ini Anda tahu itu hal terbaik bagi anak Anda dan
Anda mampu melakukannya, tapi belum sempat Anda lakukan.
2. Apakah Anda saat ini terus belajar atau malah berjalan
di tempat? Coba lakukan satu hal yang Anda ketahui jika dilakukan dengan serius
akan membuat Anda bertumbuh dengan pesat (selain membaca Perjalanan Harian yang
ada di tangan Anda; ini standar minimum).
Membagikan:
Bagikan kepada anggota keluarga, anggota kelompok sel
dan teman-teman Anda tentang pengalaman Anda dalam memberikan yang terbaik
kepada orang yang Anda bimbing atau orang yang Anda kasihi.
[i] Mr. Ed Cole lahir di
Dallas, Texas, Amerika Serikat, 10 September 1922, Meninggal: 27 August 2002.