S
|
Sunday
JOURNEY TO THE HEART OF A SON
halom ! Kita
bertemu lagi dalam bagian kedua dari Trilogi Trinity Journey: Journey
To The Heart of A Son. Yaitu membahas
tentang Sonship (Keputeraan).
Kata putera dalam buku ini bukan
ditujukan kepada gender pria, melainkan kepada orang yang lebih muda, wanita
atau pria. Putera adalah sebutan untuk seorang adik, anak, keponakan, cucu,
menantu, bawahan di tempat kerja, orang yang lebih muda, baik
laki-laki maupun perempuan.
Untuk menjadi
seorang Bapa, seseorang perlu melalui proses menjadi seorang Putera. Seperti
pembaca akan lihat di sepanjang buku ini, proses seseorang bertransformasi
menjadi Putera yang mengenal dan dikenal Allah sungguh tidak mudah (bdk. Gal.
4:9). Penuh perjuangan, doa, dan air mata.
Kita hidup dalam
suasana peperangan rohani (Ef. 6:12) Pola berpikir kita setiap saat dan
sepanjang hidup kita di bumi selalu menghadapi pilihan: menerima penawaran
Iblis dan godaan dunia, atau mentaati Firman Tuhan. Bagi orang yang masih fokus
pada kerajaan dunia dengan kemegahannya (berpikiran duniawi); menjadi seorang
Putera yang berkenan di hadapan Tuhan di zaman facebook dan twitter ini
adalah hal yang sangat sulit. Bahkan hampir mustahil. Tetapi Tuhan Allah dan
Yesus Kristus berkata: tidak ada yang mustahil bagi-Nya (Yer.
32:17,27; Mat. 17:30; Mrk. 9:23; dst). Sehingga pada akhirnya dengan memakai
seluruh perlengkapan senjata Allah, kita bisa mengalahkan segala sesuatu dan
tetap teguh berdiri (Ef. 6:13).
Tuhan tidak tertarik kepada keberhasilan
kita. Ia tertarik kepada ketaatan kita (Yeh. 11:9; 32:26; Ef. 6:5; Tit.
2:5; 2:9; Ibr. 5:8; 1 Pet.1:14) Mengapa? Karena ketaatan pada Allah dan
Firman-Nya akan memberikan keberhasilan (Mzm. 1:1-3). Artinya proses yang benar
lebih penting dari hasilnya. Buku
ini tidak membicarakan tentang cara bagaimana seorang
Putera menyalahgunakan Allah Tritunggal
untuk mencapai
keberhasilan dan kemakmuran di dunia (yang menjadi
ciri khas propaganda murahan Teologi Kemakmuran). Tapi lebih banyak membahas tentang proses pertumbuhan dan pembentukan
seorang putera hingga
mencapai kedewasaan rohanimelalui anugerah Allah. Kebenaran Firman Allah. Tanggungjawab.
Disiplin. Ketaatan. Pengorbanan diri. Pengembangan karakter. Hidup yang bertujuan kekal.
Melakukan kehendak Allah yang mencapai puncaknya (ultimate) dalam wujud
Putera Allah sejati yang turun ke dunia menjadi manusia, Yesus Kristus Tuhan
kita (Kis. 15:11; 20:21; Rm. 6:23).
Yesus Kristus dalam
pelayanan-Nya yang singkat di muka bumi fokus untuk mengajarkan tentang
Kerajaan Allah dan kebenarannya. Tuhan Yesus sudah menyatakan bahwa kita harus mengutamakan Kerajaan Allah dan kebenarannya:
Tetapi carilah dahulu Kerajaan
Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. (Matius 6:33).
Mengapa ? Karena
kalau kita mengutamakan Kerajaan Allah dan kebenarannya segala hal yang dicari
orang dunia (kaya, makmur, sukses dan sehat, dsb) akan datang kepada kita.
Logikanya bagaimana? Jika kita sudah memiliki
perspektif yang benar, kita akan bertanggungjawab. Kita akan
mengembangkan diri semaksimal mungkin dalam bidang-bidang yang memang sudah
ditentukan Allah; yaitu melalui talenta bakat danpersonality kita. Kita akan
rajin, hemat, disiplin, konsisten, kreatif, berani mencoba dan penuh hikmat dalam setiap
tindakan. Mampu mengambil keputusan yang tepat serta berani bayar harga. Apalagi jika kita mendapatkan seorang mentor yang tepat. Otomatis. Bisa mencapai apapun yang sudah dijadikan
tujuan hidup. Itu standar yang paling rendah dan minimum yang bisa dicapai
anak-anak Tuhan. Orang dunia dan siapapunyang tidak menerima
Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, asalkan dia menerapkan prinsip
dasar karakter di atas juga bisa mencapai hal-hal itu.[i]
Jika dalam hidup
ini kita mengikuti Kristus dan hanya bertujuan mengutamakan hal seperti ini
(kaya, makmur, sukses dan sehat, dsb) dan sibuk berkutat di situ, kita adalah
orang-orang yang paling malang dan maaf, paling bodoh di dunia.
(bdk. 1Kor. 15:19). Karena hanya bertahan 70-80-an tahun plus dikurangi
usia kita sekarang.Padahal Allah Bapa begitu baik dan sangat mengasihi kita.
Ia sudah mengirimkan Putera-Nya Yesus Kristus ke dunia. Dan Yesus sudah
memberikan nyawa-Nya supaya kita memperoleh hidup yang kekal (Yoh. 3:16).
Hidup kita di dunia
bagaikan setitik debu (bdk. Mzm. 90:3; 103:14). Tidak ada artinya dibandingkan
kekekalan. Jika pola berpikir / paradigma / mind set kita
memahami bahwa kita hidup untuk kehidupan kekal, maka hampir 90% hal-hal yang
kita anggap sebagai masalah hidup yang kita hadapi saat ini, tidak menjadi
masalah lagi. Kita akan kuat dan penuh semangat menjalani hidup. Tangguh dan tahan uji menghadapi berbagai situasi yang sulit. Sanggup menjalani penderitaan dengan sukacita. Semakin kita
berusia lanjut dan mendekati ajal, semakin kita bersemangat. Sehingga kita
berani berkata seperti Rasul Paulus: Karena bagiku hidup adalah Kristus
dan mati adalah keuntungan. (Filipi 1:21).
Apakah dengan pola
berpikir kekekalan ini, kita hanya bermalas-malasan dan tidak melakukan
apa-apa? Itulah pertanyaan orang yang berpikiran
duniawi. Justru karena kita
sudah tahu akan memperoleh hidup kekal, kita wajib bertanggungjawab untuk
mempersiapkan diri dengan mengembangkan segala potensi yang sudah dianugerahkan
Allah kepada kita semaksimal mungkin. Dan melakukan kehendak Allah dalam hidup
kita. Karena setiap talenta yang sudah dianugerahkan kepada kita akan diminta
pertanggungjawaban oleh Tuhan Yesus (Mat. 25:21,23).
Dalam hidup kekal di langit baru dan bumi baru (Why. 21:1-8), kita sudah diberi tujuan yang sangat indah dan
sungguh luar biasa. Yaitu ditargetkan memerintah bersama Tuhan Yesus dan
menghakimi para malaikat !! (1 Kor 6:3; Why 5:10; 20:6). Jadi apakah kemampuan
dan karakter kita sekarang ini sudah siap untuk memerintah bersama Tuhan Yesus?
Tentu belum siap. Mengapa? Jika
kita masih bisa membaca buku ini, kita belum siap. Seandainya kita sudah
siap, pasti Tuhan sudah memanggil kita pulang. Oleh sebab itu kita harus hidup dengan penuh ketakutan dan tidak ada
lagi alasan untuk bermalas-malasan dan tidak mempersiapkan diri selama kita
hidup di bumi yang singkat ini.
Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa,
yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut
perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang
di dunia ini. Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang
sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana,
bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu
darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak
bercacat. (1 Petrus 1:17-19)
Jadi carilah
kehendak Allah dalam hidup kita. Kehendak Allah itulah kebenaran sejati, yaitu
Yesus Kristus (Yoh. 14:6) Dan fokuslah disana. Maka kita akan merasakan
sukacita, damai sejahtera dan kemerdekaan yang sesungguhnya (Yoh. 8:32). Jika
kita aplikasikan secara praktis dalam hidup sehari-hari maka dapat dijelaskan
seperti berikut:
1. Kalau Anda sudah dianugerahkan talenta musik, seni dan
bernyanyi; maksimalkanlah
talenta itu. Cari seorang guru yang baik, belajar giat, berlatih keras dan disiplin serta hidup
kudus. Kemudian muliakan nama Tuhan dengan memberikan hanya yang terbaik melalui talenta Anda.
2. Jika Anda sudah dikaruniakan karunia mengajar,
maksimalkanlah talenta itu (tidak pernah berhenti belajar, menjadi
pencerah/penggubah paradigma dan hidup bagi kemajuan orang lain) dan
mengajarlah denganexcellent untuk kemuliaan nama Tuhan.
3. Jika Anda dikaruniakan kepemimpinan. Maksimalkan
karunia itu dengan rajin mengembangkan diri. Jangan pernah berhenti. Walaupun di antara pembaca ada yang sudah berusia
tua. Selalu disiplin dan
mengasah karakter Anda sehingga semakin serupa dengan Kristus. Realisasikan
panggilan dan visi Ilahi yang sudah Anda terima dari Tuhan. Dan memimpin orang
lain dengan hati dan model kepemimpinan Tuhan Yesus (servant leadership).
4. Jika Anda dikaruniakan talenta berbisnis dan bertangan
dingin, maksimalkan talenta itu dengan menciptakan ide-ide bisnis yang kreatif,
inovatif, produktif. Membuka berbagai usaha
dan menciptakan lapangan
kerja baru. Membuat lingkungan dimana bisnis Anda berada menjadi maju pesat.
Meninggalkan berbagai trik/cara berbisnis yang tidak jujur dan memalukan nama
Tuhan. Sehingga Anda layak menjadi pendukung pelayanan pekerjaan Tuhan di
Indonesia dan di seluruh dunia untuk menjangkau dunia bagi Kristus.
5. Dan seterusnya.
Melalui lembar
halaman di buku ini saya ingin mengajak semua pembaca lebih maju lagi. Sebagai
orang-orang pilihan, kita harus naik ke level yang lebih tinggi; yaitu:
melakukan kehendak Allah dan memuliakan nama-Nya selama kita hidup di bumi. Jadi,
motivasi yang benar dan harus menjadi perhatian utama seorang Putera adalah:
apakah yang sungguh-sungguh Tuhan Allah ingin saya lakukan di dalam hidupku
yang singkat ini? Bagaimana caranya supaya berhasil menjadi Putera yang
baik dan siap menjadi seorang Bapa?
Ada beberapa tips
yang bisa membantu:
1. Rajin membaca, merenungkan, melakukan dan membagikan
Firman Allah (4M). Anda dapat mulai melalui halaman-halaman dalam buku
ini.
2. Dalam proses melakukan 4 M diatas dan tindakan berdoa kepada Allah yang konsisten, roh kita akan menjadi semakin
peka dan semakin mengetahui kehendak Allah.
3. Nah, pada point ketiga ini, banyak orang yang gagal.
Karena tidak mau membayar harga. Jika sudah tahu kehendak Allah, kita wajib
taat kepada Firman Allah. Rasul Yakobus berkata: Jadi jika seorang
tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia
berdosa. (Yak. 4:17)
4. Rajinlah bersekutu dengan
saudara-saudara seiman baik dalam misa/ibadah umum maupun dalam kelompok kecil
/ kelompok sel. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita,
seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati,
dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat. (Ibr. 10:25). Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi
keuntungan besar. (1Tim. 6:6; 6:11; ). Juga supaya kita semua
melakukan ibadah yang murni yaitu: Ibadah yang murni dan yang tak
bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan
janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak
dicemarkan oleh dunia. (Yak. 1:27).
5. Hindarilah bersahabat
dekat dengan orang-orang yang berpola pikir duniawi. Alkitab berkata: Janganlah
kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. (1Kor.
15:33). Kita boleh tetap berinteraksi secara terbatas dalam usaha, pekerjaan,
bisnis, dan kegiatan lain yang memang diperlukan. Tapi jangan sampai kita
menyerap pola berpikir mereka yang duniawi. Pola berpikir ini terlihat dari
cara bicara, isi pembicaraan, sikap dan perilaku. Jika Anda sungguh-sungguh
menyelesaikan membaca dan mempelajari isi buku ini, pasti akan timbul semacam
kepekaan akan hal-hal duniawi ini. Jika Anda terus menerus bergaulakrab dengan mereka, Anda
akan membawa beban rohani yang sangat berat, seolah-olah menarik traktor dalam
pikiran Anda. Anda akan sulit maju dalam kerohanian Anda. Rasul Paulus
menasehatkan: Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu
jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut diri-Nya saudara, adalah
orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan
orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama. (1Kor.
5:11).
6. Ketika Anda berdoa, mintalah pencerahan dan tuntunan Roh Kudus
untuk mengarahkan Anda kepada Bapa rohani / mentor rohani / kakak rohani yang
baik. Baik artinya sudah dewasa kerohanian, karakternya sudah berkembang dan merasa
aman (secure). Khususnya dalam bidang dimana Anda masih perlu berkembang.
Periksa apakah dalam hidup sehari-harinya calon mentor Anda memang patut
diteladani serta karakternya lebih berkembang dari Anda. Mintalah dengan hormat
kepada mereka untuk menjadi Bapa rohani Anda. Mengapa seorang Bapa harus
dewasa? Supaya ia merasa aman, tidak takut disaingi. Sehingga bisa membimbing
Anda dengan sebaik-baiknya. Seorang Bapa yang sudah dewasa akan mendorong Anda
berkembang menjadi sama seperti mereka. Jika ia sungguh-sungguh berhati
pelayan, maka Anda beruntung. Mereka akan membuat Anda menjadi lebih maju dari
diri mereka sendiri. Belajarlah dari mereka. Jika Anda belum menemukan,
tanyalah Pastor dan Pendeta di gereja Anda.
Dalam buku ini,
yang menjadi model perintis dan contoh utama (archegos – Ibr. 2:10) adalah
Yesus Kristus. Sebagai seorang Putera yang sedang bertumbuh, kita wajib meniru
pola berpikir Tuhan Yesus dan menerapkanapa yang diajarkan-Nya kepada kita dalam hidup
sehari-hari (Rm. 6:11; 1 Yoh. 2:6).
Selain Yesus Kristus, Alkitab menuliskan juga tokoh-tokoh yang buruk
karakternya. Mulai dari kitab Kejadian sampai Wahyu. Ada banyak sekali. Tentu
Roh Kudus sebagai penulis utama Alkitab punya maksud menuliskan kisah
orang-orang yang memberontak kepada Allah ini. Ia mau kita belajar supaya jangan
menjadi seperti mereka (1 Kor. 10:6).
Jadi melalui tokoh
Alkitab yang taat kepada Allah, kita belajar bagaimana melakukan hal-hal yang
baik, kudus dan berkenan kepada Allah (bdk. Rm. 12:1) Melalui tokoh Alkitab
yang memberontak kepada Allah, kita belajar untuk tidak melakukan hal-hal buruk
yang sudah mereka lakukan. Inilah tindakan seorang Putera yang sangat bijaksana
(Ams. 27:12).
Saya ingin menutup
bagian Pendahuluan ini dengan mengutip nasehat penuh kasih dan dorongan semangatyang indah dari
Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus.
Hendaklah kamu selalu rendah
hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.
Dan berusahalah memelihara
kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana
kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu,
satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah
yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.
Tetapi kepada kita masing-masing
telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus.
Itulah sebabnya kata nas:
"Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia
memberikan pemberian-pemberian kepada manusia." Bukankah "Ia telah
naik" berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah?
Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua
langit, untuk memenuhkan segala sesuatu.
Dan Ialah yang memberikan baik
rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun
gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus
bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua
telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah,
kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,
sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa
angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang
menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita
bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
Dari pada-Nyalah seluruh tubuh,
--yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya,
sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota--menerima pertumbuhannya dan
membangun diri-Nya dalam kasih. (Efesus
4:2-16)
[i] Kolumnis Mariko Kato dalam harian The
Japan Times, (24 February 2009) dalam tulisannya "Christianity's
long history in the margins" mencatat negara Jepang
memiliki penduduk Kristen hanya kurang dari 1%. Pendapatan perkapita di Jepang
mencapai $34,739/tahun. Negara China yang penduduk Kristen hanya antara 4-10%.
Pendapatan perkapita mencapai $8,382/tahun. Diestimasi jumlah orang Kristen di
China hanya 54 juta (4%) sampai dengan 130 juta (10%) dari jumlah penduduk.
Lihat di Wikipedia: http://en.wikipedia.org/wiki/China#Religion
DAPATKAN BUKU SONSHIP DI TOKOPEDIA: