- Mau masuk ke surga tapi tidak mau atau malas bersaat teduh bertemu Tuhan setiap hari.
- Mau menerima upah di surga tapi tidak mau melakukan kehendak Allah dan sibuk memaksakan kehendak sendiri dan menyamarkan keinginan dagingnya dalam doa Yabes.
- Diberi karunia dan urapan untuk mujizat, kesembuhan dan nubuat, tapi melayani orang lain dengan motivasi tersembunyi dan kebanggaan sendiri sehingga pada akhirnya akan di-enyahkan Tuhan Yesus.
- Mau memiliki badan langsing tapi tidak mau mengendalikan napsu makan dan menolak berolahraga.
- Mau mengeluarkan uang untuk membayar kopi-latte di Starbuck tapi protes keras dengan pelatihan pengembangan diri di gereja yang cuma meminta uang pengganti fotocopy materi dan konsumsi yang ia konsumsi sendiri .
- Mau mengeluarkan uang untuk nonton film di Cineplex; tapi tidak mau mengeluarkan uang untuk kursus yang menambah ketrampilan dan masa depan sendiri.
- Mau mengeluarkan uang beberapa juta untuk membeli gadget terbaru bahkan rela mencicil kartu kredit (berhutang); tetapi tidak rela mengeluarkan uang untuk pengembangan diri dan keahlian yang akan menunjang karir atau bisnisnya.
- Mau mengeluarkan uang banyak untuk rokok, minuman keras, narkoba, main pelacur dan pergi berlibur dengan selingkuhannya tapi menolak membiayai pendidikan anak sendiri.
Monday
Sahut Esau: "Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?" Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.
— Kejadian 25:32; 34
Mentalitas Esau adalah salah satu
penghalang terbesar untuk memaksimalkan potensi diri dan bertumbuh secara fisik,
mental dan rohani. Mentalitas
Esau akan menolak Hukum
proses; yaitu segala sesuatu ada proses yang harus dijalani dengan konsisten
baru akan memberikan hasil yang sepadan atau berkelimpahan.
Mentalitas Esau ini bisa menyerang siapa
saja termasuk saya: yang menulis artikel ini, Anda: para pembaca. Para pejabat negara.
Seluruh Jemaat Tuhan. Para Full timer.
Bahkan para pemimpin rohani yang berjubah sebagai Penginjil, Elder, Diaken atau Pastor / Pendeta.
Mentalitas Esau inilah yang harus dilawan
setiap hari dan harus kita
salibkan.
Contoh nyata mentalitas Esau yang kita
hadapi setiap hari adalah:
Jika
ia pejabat negara dan memiliki
kesempatan, maka dengan segala cara akan melakukan tindakan korupsi dengan serakah dan menggunakan
uang korupsi untuk memuaskan keinginan daging (wanita), keinginan mata (barang mewah /
bermerek) dan keangkuhan
hidup (kesombongan jabatan).
Jika ada pejabat Negara yang berteriak-teriak melawan korupsi atau pejabat
rendahan yang protes keras dengan korupsi yang dilakukan atasannya, itu bukan
karena ia mencintai Negara, tapi karena tidak diberi bagian atau mendapat kesempatan.
Jika
ada pejabat Negara yang tulus melawan korupsi jumlahnya tidak akan sampai 1 %. Yang
1 % ini pasti akan diserang habis-habisan oleh 99% yang melakukan korupsi.
Jika ia seorang full timer, maka ia pasti akan melukai banyak jemaat yang mestinya
dilayani dengan kasih Bapa.
Jika ia seorang pendeta, maka ia akan
membayar full-timer sangat rendah dan akan memuji-muji dan kalau perlu menjilat
Jemaat yang memberi perpuluhan terbesar. Biasanya keuangan
gereja akan di pegang isteri atau saudaranya. Pendeta Esau ini secara halus akan mengusir Jemaat yang tulus ingin
bertumbuh dan memang membutuhkan pertolongan tapi susah secara ekonomi.
Tindakan Esau ini sama saja dengan mau
mengklaim asuransi jika terjadi kehilangan, kecelakaan dan cacat atau meninggal dunia
tapi tidak mau membayar uang premi asuransi.
Mentalitas Esau adalah mentalitas umat
bukan pilihan Tuhan. Alias mentalitas anak-anak dunia yang ditakdirkan
binasa dalam kekekalan.
Terus terang, pengikut Setan-pun kadang
bersikap lebih baik karena mereka bersikap totalitas. Mau membayar berapa saja
harga yang diminta demi keyakinannya (termasuk melakukan bom bunuh diri),
walaupun keyakinan itu salah.
Jika Jemaat terus menerus bersikap
seperti ini dan tidak mau bertobat, maka saya yakin bukan surga yang akan terbuka
melainkan pintu neraka dan api neraka yang menyala-nyala sudah menanti dengan
penuh sukacita.
Saya bertobat. Bagaimana dengan Anda?
LV, 31032014