 |
| Source: http://shadowness.com/file/item9/293489/image_t6.jpg |
Sebenarnya judul di atas kurang tepat dan cenderung memprovokasi. Tapi saya memilih judul di atas untuk menunjukkan pengaruh yang dimiliki seseorang jika digunakan dengan cara yang benar akan merubah dunia secara positif (memperbaiki) atau dengan cara yang salah akan merubah dunia secara negatif (merusak).
Dipandang dari segi dunia Yesus tidak diperhitungkan. Anak tukang kayu. Tidak berpendidikan tinggi. Menjadi tukang kayu dan bukan pejabat. Tidak punya organisasi resmi sebagai wadah untuk mewujudkan visi dan misi. Tapi berhasil merekrut orang-orang biasa menjadi orang luar biasa. Yesus sebagai fasilitator.
Adolf Hitler dipandang dari segi dunia merupakan orang hebat. Pimpinan tertinggi Nazi. Seorang Jenderal. Punya organisasi dan jutaan tentara yang siap mati untuk melaksanakan perintahnya. Visi Hitler akan dunia baru yang lebih baik membawa kehancuran dan malapetaka bagi dunia. Jutaan orang dibunuh. Hitler sebagai diktator.
Pakar kepemimpinan John C. Maxwell dalam buku “Developing The Leaders Around You” membedakan sikap seorang diktator dan fasilitator.
Diktator
|
Fasilitator
|
Menunda-nunda untuk mengambil keputusan.
|
Segera mengambil keputusan.
|
Mengambil keputusan sendiri atau membatasinya hanya untuk golongan elite.
|
Melibatkan orang lain sebanyak mungkin dalam menjalankan keputusan dan
mengikutsertakan mereka untuk mengambil keputusan-keputusan tersebut.
|
Memandang kebenaran dan kebijaksanaan sebagai wewenang mereka karena
mereka adalah pemimpinnya.
|
Memandang kebenaran dan kebijaksanaan sebagai hal yang bisa diterima oleh
semua orang dalam organisasi.
|
Mengejutkan para bawahan dengan memberikan perintah secara tiba-tiba
|
Membiarkan orang–orang bertanggungjawab untuk menentukan cara
menyelesaikan tugas.
|
Menjaga kepentingan mereka.
|
Memenuhi kepentingan semua orang dengan mengembangkan mereka.
|
Mengambil wewenang demi kepentingan sendiri.
|
Memberi demi kepentingan organisasi.
|
Anda yang menentukan sendiri.
LV09042014
Posts
