Thursday
Baru-baru ini salah seorang klien menelepon saya dan mengajak bertemu. Dalam pertemuan di salah satu restoran di lobby hotel, ia meminta saran karena ada salah seorang rekannya mengajak kerjasama investasi dalam bisnis sampingan yang memiliki prospek cerah. Dia bingung, karena bisnis itu kelihatan begitu menarik. Tapi ia tidak yakin dan mengenal dengan cukup dalam calon rekan bisnisnya.
Ini masalah klasik.
Saya sudah melihat cukup banyak hubungan persahabatan dan saudara yang rusak karena bisnis yang semula berjalan baik, tiba-tiba mengalami masalah dan para pendirinya tidak sepakat dalam penyelesaian masalah itu sehingga menimbulkan perselisihan. Kadangkala perselisihan itu begitu keras sehingga menghancurkan hubungan persahabatan dan persaudaraan mereka.
Nah, sebelum terlibat terlalu jauh atau terlalu dalam, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan supaya hubungan kerjasama bisnis dapat berlangsung dengan baik dan memberikan hasil positif dalam jangka panjang;
1. Kepercayaan (Trust)
Temui calon rekan bisnis Anda. Diskusikan dengan dia prospek bisnisnya. Mungkin perhitungan estimasi dan prediksi angka-angka kelihatan begitu menggiurkan dan menguntungkan. Disini nafsu tamak dan keserakahan mulai muncul (yakinlah, nafsu ini ada cukup berlimpah dalam setiap hati pengusaha). Didorong hati yang ingin dapat keuntungan besar dan hormon endorphin yang membuat Anda berdebar-debar, bergairah dan senang. Tapi STOP ! Perilaku hormon ini dapat membuat Anda buta dengan fakta. Jangan langsung mengiyakan. Sebelum memulai kerjasama, tutuplah mata Anda. Periksalah dalam hati Anda. Berdoalah. Endapkan beberapa hari. Seperti air keruh bercampur kotoran, kita tidak dapat melihat dengan jelas, sampai menunggu kotoran itu mengendap dan kita bisa melihat dengan jernih. Tanyakan dalam hati. Apakah saya dapat mempercayai calon rekan bisnis ini? Apakan pasangan hidup kita percaya dengan orang ini? Apakah mentor Anda dapat mempercayai orang ini? Jika salah satu meragukan, selidiki lagi latar belakang, motivasi, nama baik (goodwill), legalitas, dst. Jika Anda sudah menyelidiki dengan seksama dan sudah yakin, Anda dapat masuk langkah berikutnya.
2. Nilai-nilai (Values)
Cari informasi sebanyak mungkin nilai-nilai hidup calon rekan bisnis Anda. Apakah nilai-nilai hidup dan falsafah bisnis Anda cocok dengan calon rekan bisnis Anda? Ingat, nilai-nilai yang berbeda akan berdampak pada jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Pandangan hidup yang berbeda akan berdampak signifikan dalam bisnis. Jika nilai-nilai sudah cocok, baru masuk ke langkah berikutnya. Selain nilai-nilai hidup, nilai tambah apakah yang bisa Anda dan calon rekan Anda dapat berikan? Nilai tambah ini akan menjadi sinergi yang tidak mungkin akan tercapai jika Anda memulainya sendirian. Jika hanya calon rekan Anda mendapat nilai tambah yang jauh lebih besar dan risiko Anda lebih tinggi, maka Anda harus berhati-hati.
3. Risiko (Risk)
Sudah lazim jika dalam tahap awal kerjasama hal-hal baik dijanjikan dan diucapkan berulang-ulang dalam usaha meng-goal-kan rencana atau proposal bisnis. Anda harus melihat dengan tajam dan berusaha mengenali risiko yang mungkin terjadi. Baik tahap awal, pertengahan dan tahap jangka panjang (atau cara menutup bisnis). Dalam 36 strategi perang Cina kuno, strategi terakhir adalah lari menjauh menghindari sumber bahaya menuju tempat yang aman. Anda harus membuat jaring pengaman. Berapa besar risiko yang berani Anda tanggung? Berapa besar risiko yang harus dibagi bersama? Pikirkan dan pertimbangkan baik-baik. Jika Anda sudah meneliti dengan baik, maka dapat masuk tahap berikutnya.
4. Penyesuaian (Alignment)
Pada tahap ini Anda dan calon rekan mulai saling menyelami dan memahami persamaan nilai-nilai utama dan menerima perbedaan nilai-nilai sekunder. Penyesuaian misi, tujuan (goals), nilai-nilai dan prioritas sehingga perbedaan ini dapat dipetakan (mapping) dan disikapi sehingga kegagalan dapat dicegah.
5. Panduan yang jelas dan tertulis (Guideline and Legal)
Kedua pihak harus setuju dan sepakat dengan panduan yang dibuat bersama dan buatlah secara tertulis. Pergilah ke notaris dan tuangkan secara legal. Baik dalam hal detail komunikasi dan pelaporan. Siapa yang bertanggungjawab terhadap apa. kemungkinan untuk menarik diri dari hubungan bisnis, hak serta kewajiban dan dukungan finansial serta berapa besar persentasenya, dst.
Nah, itu langkah awal yang dapat Anda pertimbangkan untuk memulai kerjasama bisnis yang saling menguntungkan dan memberi nilai tambah.
Stephanus Tedy
LV27062014