Tuesday
Sogomi (Leadership Presence)
Hadirnya seorang Pemimpin dalam organisasi yang membuat
perbedaan
Keberhasilan
atau kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh para pemimpinnya. Pernyataan
klasik ini mungkin sering Anda dengar atau baca. Seorang pemimpin bisa pria
atau wanita. Bisa bertubuh tinggi atau pendek. Bisa kurus atau agak gemuk[1]. Bisa berbagai
warna kulit. Tetapi kehadiran mereka akan membuat perbedaan. Tugas dan
pekerjaan dapat diselesaikan. Deadline akan
dipenuhi. Itulah sebabnya ada pengawas dalam setiap pabrik, kantor cabang, supermarket
atau organisasi yang memerlukan respon segera (quick response). Bahkan sejak 2600 tahun Sebelum Masehi, para
Firaun menempatkan para para mandor untuk mengatur dan mengawasi para budak
membangun piramida-piramida di Mesir.
Anda sendiri mungkin pernah mengalami bagaimana dalam kondisi lalulintas
yang macet dan saling serobot, seorang Polantas akan membuat lalulintas dapat
berjalan normal kembali.
Kehadiran
seorang pemimpin (Leadership Presence)
bisa dilihat dan dirasakan dalam organisasi. Perhatikan bagaimana dalam suatu
ruangan yang kacau dan gaduh ketika seorang pemimpin atau tokoh yang berotoritas masuk ke
dalam ruangan. Ruangan langsung senyap dan sikap kembali normal. Orang Jepang
memiliki istilah yang keren untuk kehadiran seorang pemimpin: Sogomi. Jika seorang pemimpin hadir
(apapun bahasa dan kebangsaannya), Anda akan segera mengetahuinya. Dia
menguasai ruangan.
Sebagai
seorang pemimpin atau calon pemimpin, menjadi tugas Anda untuk membuat tingkat
sogomi Anda meningkat dan semakin luas pengaruhnya. Mulai dari one on one. Satu ruangan. Satu lantai.
Satu gedung. Satu organisasi. Antar organisasi. Suatu area. Suatu kota, Dan seterusnya.
Semakin
tinggi level sogomi Anda, semakin mudah dan singkat tugas-tugas dapat diselesaikan.
Semakin rendah level sogomi Anda, semakin keras usaha yang harus Anda lakukan
dan semakin lama waktu yang diperlukan.
Ya,
sesederhana itu.
Nah,
bagaimana cara mengembangkan sogomi Anda?
Ada
2 bagian yang dapat Anda kembangkan. Bagian luar (apa yang dilihat dan
dirasakan orang lain) dan bagian dalam (dampak yang Anda timbulkan terhadap
orang lain yaitu isi kepala, sikap dan hati) Anda. Bagian luar berkaitan dengan
penampilan fisik dan pakaian yang Anda. Bagian dalam menunjukkan sikap,
pengetahuan, intelegensi dan penguasaan (mastery)
Anda.
1. Berpakaianlah yang
pantas dan profesional (Dressing well).
Seorang
Polantas yang hanya mengenakan singlet, celana pendek dan sandal jepit. Apakah
Anda percaya bahwa ia Polantas? [Polantas...
jelas tidak; Pak Ogah..ya].
Seorang
dokter yang melayani pasien dengan celana jeans belel, sepatu jingle berantai, kaos
hitam bergambar lidah menjulur keluar dan tubuh bau rokok; apakah Anda percaya
dan mau makan obat yang diresepkannya?
Cara
berpakaian menunjukkan diri Anda. Itulah image
yang muncul dalam pikiran orang yang berinteraksi dengan Anda. Semakin baik
Anda berpakaian, semakin tinggi tingkat sogomi Anda. Semakin tidak peduli Anda
dengan cara berpakaian, semakin rendah sogomi Anda.
Bertahun-tahun
yang lalu seorang konglomerat di bumi pertiwi mau bertemu Presiden. Karena
merasa kenal dan dekat dengan Presiden, ybs hanya memakai kaus, celana pendek
dan sandal. Bagaimana reaksi Paspamres? Dia dibentak-bentak dan disuruh pulang.
Pernah
suatu kali saya datang ke perusahaan klien. Perusahaan ini memiliki dress code formal bagi karyawan
administrasi dan semi formal / semi casual bagi para sales. Jadi saya
mengenakan pakaian rapih (business formal);
jas navy blue dan ikat pinggang hitam
serta sepatu oxford hitam disemir mengkilap; arloji dan pena yang bagus. Setelah
mengkonfirmasi dengan sekretaris, Satpam langsung mengantarkan saya lewat lift
khusus ke pimpinan yang mau ditemui. Proposal disetujui.
Pertemuan
minggu berikutnya adalah hari Jum’at siang. Karena merasa sudah diterima, dan
hari sangat panas, saya datang kembali berpakaian semi-casual. Kemeja earth tone kotak-kotak lengan panjang
dari linen. Celana dark blue jeans.
Ikat pinggang marun dan Sepatu oxford full brogues warna
oxblood. Arloji sport. Tanpa blazer. Tetap
rapih, sebenarnya. Tapi anehnya Satpam yang berbeda meminta KTP dan mewajibkan
memakai badge tamu serta meminta saya menunggu hampir 25 menit untuk bertemu
pimpinan perusahaan. Jika saya tidak menelepon langsung ke pimpinan, mungkin
saya akan menunggu lebih lama lagi. Pengalaman buruk ini menyadarkan saya akan
pentingnya dressing well sesuai
kondisi dan budaya perusahaan klien yang bersangkutan.
Berpakaian
rapih dan pantas lebih mungkin untuk membuat lawan bicara menjadi lebih percaya
dengan Anda. Ucapan dan saran Anda diterima. Pengaruh yang Anda miliki terbang
tinggi. Waktu tunggu lebih singkat. Didahulukan di restoran. Dapat meja dan
posisi duduk yang lebih baik. Antrian menjadi lebih pendek (bahkan kadangkala Anda
diminta melompat antrian). Dilayani dengan lebih baik dan sopan. Diperlakukan
sebagai layaknya seorang VIP.
2. Sikap tubuh yang
mantab.
Sikap tubuh menunjukkan tingkat
kepercayaan diri yang Anda miliki. Jika Anda sudah memakai pakaian yang pantas
tetapi sikap duduk Anda sembarangan/ mengglesor; Anda kelihatan sedang berpura-pura
(fake). Sogomi Anda akan segera
merosot.
Berjalanlah
dengan langkah mantap. Tidak terlalu cepat, tidak terlalu lambat. Tangan
mengayun disamping tubuh (jangan memasukkan tangan ke dalam kantung celana
ketika berjalan). Wajah tegak. Pandangan mata lurus ke depan. Jika berdiri, jangan
menyandarkan diri. Usahakan posisi tubuh tegak dengan kaki setengah terbuka
(laki-laki) atau kaki agak tertutup (wanita).
3. Tunjukkan sikap dan
perilaku (manners and behavior) yang sopan
dan sesuai.
Tersenyumlah kepada orang yang Anda
temui. Perlakukan orang lain dengan sopan dan hormat. Selalu ucapkan terima
kasih jika orang lain sudah melakukan sesuatu buat Anda; bahkan terhadap Office boy yang membawakan Anda minuman
atau kepada Satpam yang membukakan pintu atau lift buat Anda.
Lakukan
kontak mata kepada orang yang Anda temui dan ajak bicara. Jika sedang berbicara
kepada beberapa orang (one to many),
lakukan kontak mata singkat kepada semua orang yang hadir. Kontak mata mampu
membuat orang lain terikat secara emosional dengan topik yang Anda bicarakan.
Kontak mata membuat Anda tampil lebih percaya diri dan kredibilitas Anda
meningkat.
Buatlah
orang lain merasa dihargai, merasa penting dan merasakan bahwa Anda menyukai
mereka. Bangunlah dukungan melalui interaksi positif dengan orang-orang di
sekitar Anda. Inspirasilah orang lain dengan kata-kata, ungkapan dan bahasa
tubuh Anda.
4. Tunjukkan isi
kepala Anda (kompetensi, intelegensi, pengetahuan dan penguasaan).
Demonstrasikan kompetensi,
pengetahuan dan penguasaan Anda kepada lawan bicara Anda terutama jika sedang
melakukan presentasi atau komunikasi khususnya kepada para pimpinan atau decision maker. Detail mengenai
menunjukkan isi kepala Anda akan dimuat dalam artikel berikutnya: Sogomi (Leadership Presence): 4 Langkah Meningkatkan Sogomi Anda.
[1] Agak gemuk dan bukan obesitas (overweight). Obesitas menunjukkan
karakter, self-leadership dan self-control yang lemah. Akan membuat
seseorang bukan dihormati; tetapi di-bully oleh rekan-rekan dan terkadang orang-orang
yang dipimpin.