(ANTARA FOTO/HAFIDZ MUBARAK A) |
Jangan bingung dan terpana.
Pakailah logika dan selalu teliti data.
Inilah hikmat dari Yang Kuasa.
dan solusi nyata di tengah wabah corona yang mendunia.
Bicara dan bertindaklah berdasarkan data, fakta dan realita.
Bukan hanya karena prasangka,
ingin menenangkan
dan mulut beretorika.
Perut rakyat sudah merana dan mulut menganga tanpa kata.
Sendiri dan anak-anak mau makan apa.
Boro-boro mau kerja dan sekolah dari rumah.
Bandingkan data kematian sekarang dan rata-rata tahun-tahun sebelumnya.
Sebelumnya nyawa manusia tiap hari melayang oleh berbagai karena,
bukan hanya oleh virus corona.
Jangan termakan oleh media yang cuma cari berita dan oplah.
Apakah rata-rata jumlah total kematian di periode yang sama selama sepuluh tahun terakhir lebih kecil dibandingkan sekarang?
Siapa yang paling diuntungkan dari Coronanisasi peristiwa ?
dimanapun negara dan pemerintah sebagai pengelola
menerima pajak dari rakyatnya,
bukan sebaliknya.
Negara dan para pemimpin di seluruh dunia pasti mati gaya,
jika tanpa pemasukan pajak
harus kasih makan rakyat jelata
walau cuma beberapa bulan sahaja.
Hutang negara akan membahana
dan tujuh turunan tak bisa menebusnya.
Apakah mau menggadaikan negara tercinta
oleh karena cuma corona ?
Bukankan tidak menutup kemungkinan kelak
masih ada mutasi corona atau virus lain yang tidak diketahui kita semua ?
mana mungkin bayar gaji dan THR pegawainya.
Memangnya bayar pakai retorika?
Salah satu kebodohan terbesar di dunia adalah
berhutang selamanya untuk bayar gaji yang sementara.
Inilah akibat keserakahan manusia yang merusak tatanan alam dan ulah elit dunia.
Jalan di depan kita masih sangat panjang,
tidak rata
dan tak bisa terencana.
Siapa yang dapat meramalkannya
kecuali oleh niat jahat para pelaku
yang memang merencanakan sebelumnya?
tapi dengan prinsip jaga keselamatan diri dan sesama.
Jadi semua bisa makan,
apalagi malapetaka.
dan masker melindungi hidung, mulut
dan google pelindung mata.
Salam gaya Tionghoa
paling aman sedunia.
Gunakan jarak tertata.
dikasih alatnya.
Sebarkan informasi jaga diri dan sesama dengan gaya propaganda.
Jika sudah dikasih tahu masih keras kepala:
Jika korupsi bansos hukuman mati
dan organ tubuhnya disumbangkan buat orang yang lebih memerlukannya.
Sebarkan informasi jaga diri dan sesama dengan gaya propaganda.
Hindari kegiatan tak berguna dan hura-hura.
Sebarkan informasi jaga diri dan sesama dengan gaya propaganda.
dan melimpahi kasih karunia-Nya.
Jayalah Indonesia.
Penyair dadakan karena kebijakan Work From Home dari Pemerintah
media: bad news is good news;
- Pakai logika dan akal sehat (perilaku ini sudah terbukti dalam sejarah sudah sangat banyak menyelamatkan umat manusia sejak zaman purbakala sampai sekarang);
- Pihak yang dikarantina adalah yang sakit bukan yang sehat (perilaku yang pakai akal sehat).
- Pihak yang dikarantina adalah yang sehat dan yang sakit melalui PSBB dan Lock-Down (perilaku kebingungan dan ketakutan).
- Jika terapkan Lockdown dan PSBB, dampak ekonomi, sosial dan psikologis akan semakin membolasalju.
- Jika semua dikarantina, berapa besar dana yang harus dikeluarkan dan apakah pemerintah sanggup menalangi tanpa meminjam dari pihak lain?
- Jika arus ekonomi nasional berhenti, mayoritas negara akan jatuh tenggelam dalam hutang dan digadaikan (diambil alih oleh pihak asing yang memberi pinjaman).
- Worst case scenario: Asumsikan jumlah pasien positif corona di Indonesia membengkak menjadi 1 juta, yaitu 0,37% dari total penduduk. Masak harus mengorbankan yang 99,63% dengan berhutang kepada donatur dan menggadaikan Indonesia hanya mengikuti rasa takut dan kebingungan kita?
- Remember, People will die anyway, with or without corona and other disease that would be arise in the future.